Senin, 14 Desember 2009

Radikal Bebas, Sang Pembunuh Laten Manusia

RADIKAL BEBAS
SANG PEMBUNUH LATEN MANUSIA

dr. HENDRIK, M.Kes.








A. Beberapa Hal Utama yang Mempengaruhi Terjadinya Perubahan pada Tubuh Manusia.
Fakta hukum alam menunjukkan bahwa semua makhluk hidup akan menjadi tua dan akhirnya meninggal/mati. Proses kematian seseorang tersebut merupakan suatu proses yang tidak dapat dihindari dan pasti dialami oleh setiap individu, yang didahului dengan adanya beberapa proses perubahan dini (seperti: kelainan struktur dan fungsi, serta kematian di tingkat seluler) pada berbagai sel, jaringan atau organ tubuhnya yang berlangsung secara bertahap, dan sifatnya terkait dengan waktu yang lama (kronis), universal, intrinsik, dan progresif, seperti yang telah dinyatakan oleh Alloh  dan RosulNya  pada:
1. Al-Qur’an:
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati…. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (QS. Ali Imron; 185),
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh” (QS. An-Nisa`; 78),
“Katakanlah: Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan pada (Alloh), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan padamu apa yang telah kamu kerjakan (di dunia)” (QS. Al-Jumu’ah; 8), dan
“Dan datanglah sakaratul maut yang sebenarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya” (QS.Qoof; 19).

2. Hadits:
“Dari Abu Huroiroh , Rosululloh  bersabda, “Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangatlah sedikit di antara mereka yang melewati itu”.” (Shohih: HR. Ibnu Majah, no.4236; At-Tirmidzi, no.3550; Al-Albani, [Ash-Silshilah Al-Ahadits Ash-Shohih, no.757]),
“Rosululloh  bersabda, “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan (dunia), yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit dalam kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu (akan) melonggarkan kesempitan hidup atas orang tersebut. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (dalam kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang tersebut”.” (Shohih: HR. Al-Albani, [As-Suyuti, Shohih Al-Jami’ Ash-Shoghir, no.1222; Al-Mundziri, Shohih At-Targhib wat Tarhib; no.3333]),
“Ambillah kesempatan 5 (keadaan) sebelum datang 5 (keadaan). (Yaitu) Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, Masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa longgarmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum masa matimu ” (Shohih: HR. Al-Albani, [Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, III/311, no.3355]), dan
“Dari Ibnu Umar , Rosululloh  bersabda, “Jadilah engkau di dunia ini seorang yang asing atau musafir”. Dan Ibnu Umar meneruskannya, “Jika engkau masuk waktu Shubuh maka janganlah engkau menanti waktu sore. Jika engkau masuk waktu sore maka janganlah engkau menanti waktu Shubuh. Ambillah dari kesehatanmu untuk sakitmu, dan ambillah dari hidupmu untuk matimu”.” (Shohih: HR. Bukhori, no.6416; At-Tirmidzi, no.2333; Ibnu Majah, no.4114; Ahmad, II/24, 132; Ibnu Abi ‘Ashim, [Az-Zuhd, no.185]; Abu Nu’aim, III/301; Al-Baihaqi, III/369).

Proses perubahan pada sel, jaringan dan organ tubuh secara dini tersebut merupakan suatu hasil penjumlahan dari semua proses perubahan secara instrinsik dan ekstrinsik (photo-aging) yang terjadi dengan berlalunya waktu dan dapat menjadi penyebab atau berkaitan dengan meningkatnya kerentanan (kepekaan) tubuh terhadap penyakit. Keadaan tersebut selanjutnya dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan seseorang untuk bertahan hidup (life-survival) dan beradaptasi terhadap lingkungannya, yang kemudian dapat berakhir dengan kematian.

A.1. Faktor dari Luar Tubuh Manusia (Faktor Ekstrinsik).
A.1..A. Evolusi Kimia yang Terjadi di Bumi.
Adanya gaya gravitasi bumi menyebabkan terjadinya kontraksi kabut-kabut gas yang telah ada di angkasa sebelumnya di bumi, yang meningkatkan suhu pusat bumi di masa itu, sehingga menimbulkan reaksi-reaksi inti di dalamnya. Pada mulanya bumi merupakan gumpalan gas dan debu yang tersusun atas berbagai unsur, antara lain oksigen, nitrogen, karbon, silikon, besi, nikel, dan aluminium. Senyawa-senyawa yang terbentuk dari unsur-unsur tersebut pada lapisan-lapisan atmosfir mengalami pendinginan dan pengembunan. Beberapa senyawa yang terbentuk adalah gas-gas metana (CH4), sianogen (C2H2), karbon dioksida (CO2), dan hidrogen (H2). Beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa atmosfir membentuk gas-gas yang mengalami proses oksidasi, seperti uap air dan karbon dioksida, yang terkumpul pada saat-saat terakhir dari terjadinya proses kondensasi pada masa itu. Selama proses pendinginan berlangsung, air yang terkandung di dalam lapisan atmosfir mengalami pengembunan dan menimbulkan penurunan hujan, disertai dengan terjadinya badai yang hebat dan munculnya radiasi sinar ultra violet (dari sinar matahari yang menembus lapisan atmosfir dan permukaan bumi) selama beribu-ribu tahun lamanya, yang selanjutnya menyebabkan pembentukkan banyak sungai dan laut yang besar, yang mengandung berbagai zat mineral yang terlarut di dalam lapisan bumi, dan dapat bersifat beracun maupun yang berfungsi sebagai zat-zat nutrisi terhadap tubuh manusia.

A.1.B. Makanan dan Pola makan.
Makanan seimbang adalah makanan yang tepat pada porsi dan mutunya. Tubuh manusia membutuhkan makanan yang seimbang, yang dapat mensuplai zat-zat gizi ke dalam tubuhnya, untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak, menghilangkan penyakit, membangun sel-sel tubuh agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, menghilangkan rasa lapar, menjadikan tubuhnya kuat dan bersemangat, dan memperkokoh peran sistem kekebalan tubuh terhadap masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh, sesuai sabda Nabi :
“Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dari mukmin yang lemah” (Shohih: HR. Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Selain itu pemenuhan hak-hak tubuh juga diperlukan untuk memelihara kesehatan jasmani dan rohaninya sebagaimana yang disyar’iatkan dalam ajaran Islam. Hak-hak tubuh tersebut adalah tubuh butuh diistirahatkan saat telah menjalankan aktivitas rutinnya dan dibersihkan saat kotoran-kotoran (dari sisa-sisa makanan) sudah menumpuk di dalam tubuh (terutama di saluran pencernaan dan saluran kemih), dijaga dan dipelihara dari hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan dan penyakit padanya, dan diperhitungkan kapasitasnya (porsi atau kadarnya) dalam penerimaan beban (baik beban aktivitas maupun asupan makanan/minuman) yang mungkin mampu untuk dikerjakan atau diterima tubuhnya, Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad :
“Sesungguhnya jasad kamu memiliki hak yang harus kamu penuhi, bagi matamu (tubuhmu) ada hak atasmu, bagi istrimu ada hak atasmu, dan bagi tamumu ada hak atasmu” (Shohih: HR. Bukhori, no.5199; Atsqolani, [Fathul baari, X/531, no.6134]; dan Muslim, no.1159).

Studi ilmiah mutakhir telah banyak membuktikan bahwa mengkonsumsi makanan dalam porsi besar tanpa pengunyahan yang sempurna, akan memaksa kelenjar pankreas mengeluarkan enzim di luar kemampuannya, apabila dibarengi dengan kontinuitas makan yang berlebihan, akan menyebabkan susutnya fungsi jaringan dan peradangan di pankreas tersebut. Selain itu, kemampuan jaringan dalam melakukan metabolismenya menjadi berkurang ketika berbagai makanan masuk pada sistem pencernaan karena adanya perbedaan kapasitas makanan tersebut untuk dicerna, diserap, dan disalurkan ke dalam dalam sel-sel tubuh. Makan yang berlebihan juga akan menyebabkan kemalasan, banyak tidur, dan penurunan aktivitas gerak tubuh. Secara tidak langsung, hal ini dapat menimbulkan penyakit-penyakit nyeri atau kaku otot, sakit magh, hiperkolesterol, hipertensi, kencing manis, jantung koroner, stroke, rematik, dan lain-lain.
Di sisi lain, makan yang baik bukan sebatas pada pengkonsumsian makanan seimbang, yang mencakup berbagai unsur penting bagi pertumbuhannya, aktivitas, dan pemeliharaan jasmaninya saja, namun mutu pengkonsumsian makanan juga harus diperhatikan, terutama mengenai keamanan, kebersihan, terbebasnya dari bakteri atau jamur, dan bebas dari berbagai racun dan kandungan logam-logam berat berbahaya yang terkandung dalam makanannya. Tercemarnya makanan oleh bibit-bibit penyakit dapat disebabkan oleh adanya pencemaran-pencemaran pada tanah, udara, air, adanya berbagai proses perpindahan, pengolahan, penghidangan dan penyimpanan makanan, pencemaran dari kotoran-kotoran manusia, lalat dan tikus, dan lain-lain. Makanan yang sudah tercemar ini akan menjadi sumber tercemarnya makanan lain yang akhirnya akan membantu tersebarnya proses keracunan pada bahan makanan yang akan dikonsumsi oleh manusia.

A.1.C. Kebiasaan / Perilaku Hidup Sehari-Hari.
Kebiasaan/ perilaku hidup keseharian yang sudah terlatih dengan baik akan dapat mengendalikan semua proses metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, agar dapat beraktivitas dengan wajar. Apabila tubuh telah memiliki kebiasaan yang baik dalam hal-hal pengendalian berbagai rangsangan alami yang terjadi di dalam tubuh (di antaranya adalah pengendalian hawa nafsu, rasa lapar dan haus, rasa senang dan sedih, dan lain-lain) dan pemeliharaan atau pencegahan tubuh terhadap terjangkitnya penyakit (seperti: menjaga kebersihan diri dan lingkungannya, dan berolah raga), dengan sendirinya akan membuat proses metabolisme sel-sel tubuh berjalan dengan baik dan seimbang, dan menjadikan kondisi tubuh akan selalu terjaga dan terpelihara dengan baik.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan menjadikan kebiasaan manusia menjadi buruk, di antaranya adalah pengaruh dari pendidikan dan pengajaran yang diterima sebelumnya (terutama yang diterima dari kedua orang tuanya sejak usia dini), pengaruh lingkungan sekitar tempat tinggalnya, watak dan kepribadiannya yang sudah melekat erat dalam kondisi kejiwaannya, dan tidak adanya kemauan untuk belajar dan berlatih untuk mengubah kebiasaannya menjadi lebih baik, sesuai dengan sabda Nabi Muhammad :
“Setiap bayi yang dilahirkan menurut fitrah, akan tetapi kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani, atau Majusi” (Shohih: HR. Bukhori, no.4775, 6599; Muslim, no.2658; Malik, [Al-Muwatho’, I/207]; Abu Dawud, no.4714; dan At-Tirmidzi, no.2138), dan
“Perumpamaan teman duduk yang baik dan yang buruk, adalah seperti penjual parfum dengan pandai besi. Tidaklah terlewat dari penjual parfum, kalau kamu tidak membelinya, maka kamu akan mendapat baunya. Sementara pandai besi, kalau tidak membakar rumahmu atau pakaianmu, maka engkau akan mendapat bau busuk darinya” (Shohih: HR. Muttafaqun “alaihi).

A.1.D. Lingkungan Sekitarnya.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar organisme, terdiri dari organisme-organisme (yang saling berinteraksi di dalamnya) dan semua benda mati yang terdapat di sekitar organisme tersebut. Lingkungan yang sesuai akan mampu menunjang kehidupan organisme (khususnya manusia) yang ada pada ekosistemnya dan akan terus terjamin apabila komponen-komponen ekosistem berada dalam keadaan seimbang.
Di dalam suatu ekosistem senantiasa terjadi berbagai dinamika kehidupan, seperti rantai dan jaring-jaring makanan, produktivitas, daur materi, aliran energi, piramida makanan, dan lain-lain. Semua dinamika memungkinkan proses kehidupan terus berlangsung dan berkesinambungan. Dinamika ini juga menunjukkan bahwa antara komponen ekosistem senantiasa terjadi interaksi. Dengan demikian dalam suatu ekositem akan senantiasa terjadi fluktuasi (perubahan berupa kenaikan/penurunan) secara teratur apabila adanya saling kontrol terhadap populasi-populasi komponen biotik dalam suatu ekosistem tersebut. Proses ini akan berjalan terus secara berkesinambungan dan tanpa menimbulkan goncangan ekosistem selama lingkungan tersebut berada dalam keadaan seimbang.
Manusia merupakan komponen biotik yang memiliki pengaruh ekologi terkuat dibanding komponen biotik lainnya di biosfer bumi ini. Kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan dan kemampuan untuk mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkannya, menyebabkan populasi manusia meningkat dengan pesat. Di sisi lain sejak dikembangkannya ilmu dan teknologi oleh manusia, kemampuan manusia untuk mengeksploitasi lingkungan semakin mudah. Akibatnya keseimbangan lingkungan mulai goyah, dan semakin diperparah oleh berbagai sikap dan ulah manusia yang cenderung merusak lingkungan, seperti membakar hutan, memberantas hama tanaman dengan bahan-bahan kimia, mengubah berbagai ekosistem menjadi ekosistem buatan (seperti yang diinginkannya), dan lain-lain. Dengan demikian selanjutnya akan menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan dan krisis lingkungan.
Bentuk berbagai gangguan terhadap lingkungan antara lain adalah makin meningkatnya kerusakan yang semakin menjurus ke arah rusaknya keseimbangan ekosistem, dan timbulnya zat-zat sampah yang mengakibatkan terjadinya pencemaran dan polusi lingkungan. Fakta yang menunjang hal tersebut adalah adanya berbagai kegiatan yang berhubungan dengan industri/pabrik, pertambangan, transportasi, pertanian, dan kegiatan rumah tangga. Bahan/zat-zat pencemar (yang kadarnya melebihi batas normal, dan berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat) yang dihasilkan dari berbagai kegiatan tersebut, dapat menimbulkan berbagai pencemaran lingkungan, di antaranya adalah pencemaran-pencemaran air (oleh zat-zat racun, bibit penyakit, zat-zat logam berat dan radioaktif, minyak, dan lain-lain), tanah (oleh penggunaan pestisida/racun tanaman yang mengandung DDT, eldrine, dieldrine, dan logam-logam berat lainnya), udara (oleh pencemaran udara dengan adanya gas-gas oksida karbon [CO2 dan CO], oksida belerang [SO2 dan SO], oksida zat lemas [NO2 dan NO], hidrokarbon [CH4 dan CFCs], asam [H2SO4 dan HNO3], debu tanah, karbon asbes, dan logam-logam berat lain), suara (oleh adanya kebisingan yang terus-menerus melebihi ambang batas kekuatan pendengaran), benda-benda radioaktif, budaya, dan lain-lain. Adanya perubahan berbagai faktor kondisi iklim atau cuaca suatu tempat secara fluktuatif, juga dapat mempengaruhi timbulnya kelainan-kelainan dan/ penyakit-penyakit pada tubuh manusia.

A.2. Faktor dari Dalam Tubuh Manusia (Faktor Intrinsik).
Perlu diketahui bahwa setengah sel-sel tubuh manusia berada pada kondisi maksimal untuk pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitasnya. Seperempat sel-sel tubuh manusia berada pada kondisi pertumbuhan seimbang, dan seperempat sel-sel tubuh lainnya berada pada kondisi peruraian dan pergantian dengan sel-sel tubuh yang baru. Keseimbangan yang terjadi antara proses-proses sel ini akan membantu pemeliharaan kesehatan dan peremajaan tubuh manusia untuk masa yang lama. Sebaliknya, ketidakseimbangan dalam hal ini akan menyebabkan munculnya berbagai penyakit, proses penuaan dini, dan kematian tubuh manusia.
Proses-proses metabolisme makanan yang terjadi di dalam sel tubuh sendiri, secara alami juga menyebabkan pembentukan zat-zat racun dalam tubuh (yaitu zat-zat radikal bebas), yang apabila porsi dan kadarnya di dalam sel-sel tubuh tersebut tidak bisa dinetralisir oleh zat-zat anti-oksidannya yang tersedia di dalam tubuh , maka dapat menimbulkan berbagai kerusakan dan kelainan fungsi sel, dan penyakit pada tubuh.
Adanya berbagai kelainan atau penyakit pada tubuh yang sedang diderita seseorang, baik penyakit yang sudah diderita sejak lahir (kelainan atau cacat bawaan) ataupun penyakit baru, juga dapat menghambat aktivitas metabolisme sel-sel tubuh secara keseluruhan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik dan normal.

B. Batasan Mengenai Radikal Bebas (Oxygen Free Radical Substances).
Radikal Bebas (RB) adalah suatu istilah kimia, menurut Lavoisier adalah elemen yang bereaksi dengan oksigen di dalam lingkungan asam. Pengertian Radikal dari studi-studi mutakhir adalah atom atau grup atom yang memiliki sebuah elektron yang tidak berpasangan, misalnya Cl-, CH3-, HO-, O2-, dan lain-lain. Beberapa jenis RB sebagian besar merupakan photochemical pollutant , yaitu sinar matahari, polusi udara, tanah dan air, pengawet dan pewarna makanan, polusi alat elektronik, dan pola nutrisi tidak berimbang, yang mengandung senyawa-senyawa seperti ozon (On), nitrogen oksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), asap rokok, pelarut, herbisida, obat-obatan dan beberapa bahan makanan tertentu. Kebanyakan dari senyawa-senyawa tersebut mengandung zat mutagenik dan karsinogenik .
Radikal bebas sering disebut juga sebagai zat oksidan (oxidator) . Radikal bebas adalah zat yang terdiri dari molekul-molekul yang tidak berpasangan (unpaired electron), sehingga molekul-molekulnya menjadi labil, sangat reaktif, bersifat dapat bereaksi dengan cara menarik/menangkap elektron (e-) bebas dan ion H+ dengan cepat dan ganas (dari senyawa yang jumlah pasangan elektronnya kurang reaktif atau stabil), serta akan menghasilkan RB baru melalui reaksi berantai (chain reaction) lanjutan, yang semakin lama semakin banyak.

C. Penyebab dan Mekanisme Timbulnya Radikal Bebas dalam Tubuh Manusia.
Adanya pengaruh atmosfir yang berisi oksigen (O2), di samping memang dibutuhkan untuk proses pernafasan (respirasi) pada tubuh, juga (dapat) menimbulkan efek samping, yaitu terjadinya metabolisme (respirasi aerobik) sel tubuh dan kemudian terbentuklah RB yang berasal dari oksigen dan spesies molekul reaktif .
Oksigen (O2) dalam keadaan basal mengandung 2 elektron yang tidak berpasangan (electron activated oxygen) dan cenderung untuk mencari elektron tunggal lainnya semaksimal mungkin (menjadi sangat reaktif) sampai terpenuhinya komposisi elektron valensi yang stabil. Electron activated oxygen dapat bersifat toksik terhadap sistem biologis tubuh. Molekul RB oksigen (O2-) dalam posisi energi rendah, dapat menerima energi sehingga dapat menimbulkan terjadinya perubahan konfigurasi elektron, yang selanjutnya akan meningkatkan sifat keradikalannya. Kemudian molekul RB oksigen (O2-) tersebut dapat menarik elektron (e-) dan ion H+ dari senyawa-senyawa yang kurang reaktif (stabil), misalnya menarik elektron (e-) dari asam lemak tak jenuh atau hidrokarbon, yang kemudian senyawa tersebut berubah menjadi RB. Radikal bebas hidrokarbon yang terbentuk ini seterusnya akan memperbanyak pembentukan RB.
Pembentukan RB secara enzimatik dan non-enzimatik terjadi juga secara normal dari dalam sel. Pembentukan RB ini berasal dari beberapa sumber, yaitu dari transport elektron di mitokondria sel tubuh, metabolisme peroksismal asam lemak, reaksi enzimatik sitokrom milik mikrosomal P-450, sel fagosit , melalui proses de-aminasi dopamin oleh monoamin oksidase (MAO) dan katalitik pembentukan senyawa NO (nitric oxide), dan proses auto-oksidasi sel , yang semuanya dari hasil metabolisme makanan.
Pembentukan RB secara non-enzimatik dan enzimatik (yang pada awalnya terutama terjadi di dalam mitokondria sel), sebagian besar menghasilkan jenis RB oksigen (radikal Superoksida [O2-]) dan hidrogen peroksida (H2O2). Kemudian, sebagai hasil reaksi kimia pada rantai pernapasan mitokondria sel tersebut, akan berakhir dengan tereduksinya O2- menjadi H2O2 (O-) . Hasil pertama dari proses reduksi oksigen (O2) adalah terbentuknya radikal Superoksida (O2-) yang dapat diukur, lalu kadarnya dijadikan parameter terjadinya inefisiensi metabolik relatif pada keadaan hipoksia atau hiperoksia .
1) Membran dalam mitokondria sel yang juga banyak mengandung logam besi (Fe) dan tembaga (Cu) , akan menyebabkan terjadinya peningkatan RB di sel tubuh (dari zat-zat selain oksigen), dan dapat mengaktivasi kembali sistem transfer elektron (electron transfer system) di membran sel dan bagian dalam mitokondria sel yang merupakan sumber utama produksi radikal superoksida (O2-). Produksi RB yang banyak oleh mitokondria sel akan menghancurkan komponen-komponen mitokondria sel dengan sendirinya (termasuk protein-protein yang terkandung di dalamnya), yang kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya proses penuaan dan kematian sel tubuh. Mitokondria DNA (mtDNA) yang tidak terlindungi oleh histon , akan sangat rentan terhadap serangan RB. Mutasi gen yang terjadi selanjutnya, terutama pada mtDNA, akan menyebabkan terjadinya kerusakan semua protein dan DNA/RNA sel-sel tubuhnya. Dari beberapa studi mutakhir melaporkan bahwa adanya suatu teori (teori Glikasi) yang menerangkan bahwa pembetukan ROS (reactive oxydant species) dapat juga terjadi akibat adanya hasil pembentukan suatu modifikasi protein .
Di sisi lain, RB yang dihasilkan oleh metabolisme aerobik , radiasi, kimiawi, dan gas, auto-oksidasi molekul sel tubuh, cenderung menyebabkan peroksidasi (RB) lipid secara in vivo . Mula-mula RB akan mengambil atom hidrogen (H2) dari asam lemak tak jenuh (PUFAH), kemudian membentuk asam lemak jenuh (PUFA*). Monounsaturated fatty acid (asam lemak jenuh-PUFA*) dan kolesterol mudah mengalami kerusakan oksidatif, tetapi PUFA* yang paling mudah terkena, karena pada area dari setiap ikatan rangkapnya terdapat elektron (e-) dengan densitas yang tinggi (high density electron) .
Peroksidasi lipid juga dapat terjadi pada permukaan luar membran sel (pada permukaan luminalnya), atau pada lapisan sitoplasma sel. Apabila zat atau molekul anti oksidan yang mudah larut dalam air tidak ada di dalam tubuh, maka pembentukan RB lipid akan mudah terjadi. Semua komponen sel rentan terhadap serangan RB, terutama pada sistem membran sel yang menjadi target pertamanya (karena muatan asam lemaknya di tempat ini sangat tinggi), sehingga sangat rentan terhadap terjadinya proses peroksidase lipid tersebut. Sedangkan kerentanan pada membran lain di dalam sel (pada organel-organel sel), tergantung pada komposisi asam lemak PUFA*, semakin tinggi tingkat tak jenuhnya, semakin rentan terhadap serangan RB-nya. RB lipid dapat dibentuk juga pada membran-membran organel sel lainnya, seperti pada membran retikulum endoplasma dan mitokondria sel, yang terbentuk dari RB-RB yang terdapat pada membran sel sebagai hasil transfer elektron (e-) respirasi, dari kompleks transformasi elektron secara enzimatik (Enzymatic Electron Transfer Complex) dengan logam-logam berat (seperti: Fe dan Cu) sebagai kofaktor nya, dan dari terjadinya proses-proses auto-oksidatif dari zat-zat kimia toksik, obat, dan hormon. Protein yang terdapat dalam membran-membran sel (seperti: pada reseptor-reseptor sel, antigen, enzim, atau komponen esensial-esensial sel yang mengandung banyak enzim), diserang secara langsung oleh RB lipid, melalui gugus –SH (Sulfhidryl Tripeptide Glutathione) dan asam amino aromatiknya dan secara tak langsung melalui keterikatan molekul protein pada lipid membran.

D. Akibat yang Ditimbulkan dengan Adanya Radikal Bebas dalam Tubuh Manusia.
Radikal bebas yang terbentuk sebagai limbah proses metabolik sel (seperti Superoksida anion , hidroksil (OH-), peroksil, radikal purin yang dihasilkan dari proses metabolisme sel normal, respirasi mitokondria, auto-oksidasi biomolekul, hasil zat-zat polutan lingkungan, dan radiasi) dianggap juga sebagai penyebab terpenting kerusakan semua fungsi (infra- atau ultra-struktur) sel yang mempertahankan kehidupan sel (tubuh) secara normal.
Radikal bebas merusak integritas (kesatuan) sel termasuk semua organel (sel) dan materialnya (terutama DNA dan RNA sel, yang berfungsi sebagai Determinant seseorang). Kerusakan ini menyebabkan percepatan pemendekan telomere , yang dapat menimbulkan kerusakan dan kematian pada struktur dan fungsi sel-sel tubuh. Radikal bebas juga mengurangi daya perbaikan sel (repair cell) sehingga mempercepat proses kerusakan dan kematian suatu sel tubuh.
Apabila RB dan kerusakan-kerusakan yang ditimbulkannya sudah mengenai bagian lipoprotein membran sel dan kandungan protein-proteinnya, kerusakan tersebut akan memberikan konsekuensi yang lebih berat pada sel-sel tubuh. Protein transmembran biasanya rentan terhadap RB lipid dan oksigen hiperbarik , begitu juga phospholipid-dependent enzyme dan komponen-komponen liporotein instrinsik yang terintegrasi dalam membran sel (Lipid-Bilayer Cell Membrane).
Apabila terjadi produksi RB lipid (ox-LDL) yang berlebihan disertai dengan adanya produksi RB dari metabolisme sel-sel tubuh, maka akan menimbulkan terjadinya jejas/benturan oksidatif sel (oxydative injury), yang merangsang proses inflamasi yang diikuti oleh peningkatan produksi pengeluaran sel-sel radang dengan mediator-mediator kimia inflamasi yang dihasilkannya , dan merangsang proliferasi dan migrasi sel-sel otot polos pembuluh darah, sehingga akan menyebabkan kerusakan sel-sel endotel , penyempitan lubang pembuluh darah dan selanjutnya dapat menimbulkan aterosklerosis . Adanya ROS (Reactive Oxydant Species) juga akan merangsang terjadinya proses inflamasi dan penglepasan growth factors, lalu akan meningkatkan progresivitas daur pembelahan sel dan migrasi sel-sel otot polos pembuluh darah, dan akhirnya (bersama dengan trombosit , monosit dan RB lainnya yang sudah terlebih dulu teraktivasi dan melekat pada lubang pembuluh darah) akan menyebabkan juga terjadinya disfungsi endotel dan aterosklerosis.
Akibat yang akan terjadi selanjutnya setelah terjadinya disfungsi endotel dan aterosklerosis pada pembuluh darah adalah tersumbatnya pembuluh darah, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke semua sel-sel, jaringan dan organ-organ tubuh, terganggunya proses-proses enzimatik dan metabolisme tingkat sel, sehingga dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan terjadinya kerusakan berbagai organ tubuh. Dengan demikian kerusakan oleh RB lipid menyebabkan gangguan pada fungsi pinositosis , fagositosis , dan imunitas sel tubuh manusia.

E. Pencegahan dan Penanganan Adanya Radikal Bebas Menurut Medis.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah radikal bebas di dalam tubuh adalah melalui pengendalian semua faktor resiko yang dapat mengaktivasi zat-zat oksidan secara berlebihan dengan mengefektifkan penggunaan zat antioksidan, baik yang diperoleh dari aktivasi zat-zat antioksidan tubuh maupun bantuan dari masukan (intake) zat-zat nutrisi dan suplemennya, olah raga yang teratur, istirahat yang cukup, menghindari stres, dan mengobati penyakit yang dapat memperberat aktivasi proses oksidasi tubuh tersebut .
F. Pencegahan dan Penanganan Adanya Radikal Bebas Menurut Ajaran Islam.
Alloh  menurunkan untuk manusia hukum-hukum syar’i dan beban-beban ibadah yang bisa memelihara ruh dan badan manusia. Alloh  menurunkan Islam sebagai pedoman hidup manusia bukan untuk menyusahkan atau menyengsarakan manusia, tetapi untuk mengatur kehidupan manusia di dunia dan kebahagiaannya di akhirat. Semua syari’at dijadikan Alloh  sebagai pengantar manusia kepada kebahagiaan, keberuntungan, dan kemenangannya. Alloh  dan RosulNya  sangat sayang dan memperhatikan kesehatan manusia. Alloh  memudahkan seluruh jalan syari’atNya dan menjadikannya makanan sebagai penyegar bagi badan (tubuh) dan jiwa (ruh) manusia, bukan menjadikannya suatu bentuk hukuman buat kehidupan manusia. Islam telah mengatur ekosistem kehidupan menurut Sunnatulloh yang membawa berkah bagi semua makhluk Alloh . Keseimbangan yang terjadi sebagai hasilnya nanti akan menunjukkan aspek keindahan dari Islam. Seperti yang difirmankan Alloh  dan RosulNya :
“Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Alloh)” (QS. Thoha; 2-3),
“Alloh menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (QS. Al-Baqoroh; 185),
“...Alloh tidak hendak menyulitkanmu, tetapi Dia hendak membersihkanmu dan menyempurnakan nikmatNya bagimu, supaya kamu bersyukur” (QS. Al-Maidah; 6),
“Alloh sekali-kali tidak menjadikan bagimu dalam agama suatu kesempitan” (QS. Al-Hajj; 78), dan
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Alloh kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Alloh telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS. Al-Qoshosh; 77)

dan

“Kaliankah yang mengatakan begini dan begini?, adapun diriku, demi Alloh, aku adalah orang yang paling takut dan paling taqwa kepadaNya, tetapi aku berpuasa, juga berbuka. Aku sholat dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Barang siapa membenci sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku (Shohih: HR. Muttafaqun “alaihi, [Bukhori-Muslim]), dan
“Janganlah kamu memberatkan dirimu sendiri, sehingga Alloh akan memberatkan dirimu. Sesungguhnya suatu kaum telah memberatkan diri mereka, lalu Alloh memberatkan mereka. Sisa-sisa mereka masih dapat kamu saksikan dalam biara-biara dan rumah-rumah peribadatan. Mereka mengada-ada rahbaniyyah (mengucilkan diri untuk beribadah saja), padahal Kami tidak mewajibkannya atas mereka” (Shohih: HR Abu Dawud, no.4258).

Ajaran Islam telah mengarahkan jalan yang tepat dalam memelihara kesehatan tubuh manusia, yaitu dengan senantiasa menekankan umat manusia agar selalu memperhatikan semua fitrah yang telah dianugerahkan Alloh  kepadanya dan dilarang membuat penyimpangan dari nilai-nilai fitrahnya yang suci dan telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi  yang shohih tersebut, meneladani Sunnah-Sunnah Nabi  yang shohih, dan diwajibkannya juga pada manusia untuk memperhatikan hak-hak yang ada pada anggota-anggota tubuhnya secara menyeluruh. Hak-hak tubuh di antaranya adalah hak-hak untuk diberi makan ketika lapar, untuk diistirahatkan ketika lelah, untuk dibersihkan ketika kotor, untuk diobati ketika sakit, untuk tidak terbebani ketika tidak mampu melakukan aktivitasnya, dan yang terutama hak untuk berinteraksi pada Alloh . Seperti yang difirmankan Alloh  dan RosulNya :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Alloh), (tetaplah di atas) fitrah Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan menurut fitrah Alloh. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Ruum; 30),
“Dan apa saja musibah yang menimpamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Alloh memaafkan sebagian besar (dari) kesalahan-kesalahanmu” (QS. Asy-Syuro; 30),
“Demikianlah, apabila Alloh menghendaki, niscaya Alloh akan membinasakan mereka, tetapi Alloh hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lainnya” (QS. Muhammad; 4),
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang mewah yang hidup di negeri itu (supaya mentaati Alloh), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan) Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya” (QS. Al-Isro’; 16),
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum; 41),
“… Dan apa yang diberikan (diperintahkan) Rosul (Muhammad ) bagimu maka terimalah (kerjakanlah) dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah (dia)” (QS. Al-Hasyr; 7), dan
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rosul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keinginan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (QS. At-Taubah; 128).

dan

“Setiap bayi yang dilahirkan menurut fitrah, akan tetapi kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani, atau Majusi” (Shohih: HR. Bukhori, no.4775, 6599; Muslim, no.2658; Malik, [Al-Muwatho’, I/207]; Abu Dawud, no.4714; dan At-Tirmidzi, no.2138),
“Sesungguhnya jasad kamu memiliki hak yang harus kamu penuhi, bagi matamu (tubuhmu) ada hak atasmu, bagi istrimu ada hak atasmu, dan bagi tamumu ada hak atasmu” (Shohih: HR. Bukhori, no.5199; Atsqolani, [Fathul baari, X/531, no.6134]; dan Muslim, no.1159), dan
“Sepuluh hal (perangai) yang termasuk fitrah (kesucian) pada manusia adalah: berkhitan (sunnat), mencukur kumis, membiarkan jenggot, siwak, istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung), memotong kuku, mencuci celah-celah jemari tangan dan kaki, mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan, dan istinja (cebok).” (Shohih: HR. Muslim [Syarh Shohih Muslim, III/150 – An-Nawawi])

Jadi secara keseluruhan kiat-kiat pencegahan dan penanganan adanya radikal bebas di dalam tubuh manusia dapat disesuaikan dengan peneladanan terhadap perilaku Nabi Muhammad  yang telah dijalankan berabad-abad sebelumnya, yaitu dengan cara:
1. Kembali pada fitrah manusia yang telah ditentukan oleh Alloh  sebelumnya, dengan cara mengikuti dan menjalankan syar’iat-syar’iatNya yang telah tertuang dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah NabiNya  yang shohih dan bersabar terhadap cobaan, musibah dan kenyataan-kenyataan yang telah mengenai diri seseorang dan sekitarnya.
2. Meneladani dan menghidupkan Sunnah Nabi Muhammad  yang shohih dalam menjalani kehidupan sehari-hari, yaitu dengan cara:
A. Menjalani semua perintah Nabi Muhammad  yang berhubungan dengan adab dan pola makannya, di antaranya adalah:
1. Memakan makanan dan minuman yang halal dan baik menurut Islam (QS. Al-
Maidah; 5).
2. Melakukan adab dan etika pada saat makan sesuai dengan Sunnah Nabi  yang
telah diajarkannya, seperti:
a. Memulainya dengan membaca “Bismillah (dengan nama Alloh)”, dan dimulai
dengan makanan yang paling dekat terhidangnya terlebih dulu (Shohih: HR.
Bukhori, no.5376; Muslim, no.2022) .
b. Menggunakan 3 jari-jari pada tangan kanan (Shohih: HR. Bukhori, no.5619; Muslim,
no.2032, 132) .
c. Menjilati jari-jari tangannya bila telah selesai makan (Shohih: HR. Bukhori,
no.5376; Muslim, no.2032, 132).
d. Memungut makanan yang terjatuh dan meniupkan atau membersihkannya lalu
dimakan kembali (Shohih: HR. Muslim, no.2033, 134) .
e. Pada saat makan atau minum tidak dilakukan sambil berdiri, bersila, tidur,
bersandar atau jongkok, dan sebaiknya dilakukan dengan posisi duduk iq’a
(yaitu posisi jongkok dengan bagian pantat tubuh yang bertumpu pada kedua
tumit kaki yang disatukan) (Shohih: HR. Bukhori, no.5398; Muslim, no.2044; Ibnu
Qoyyim, [Ath-Thibb An- Nabawiy , hal.221-222]) , kecuali diperboleh pada saat
sedang minum air Zam-Zam (Shohih: HR. Bukhori, no.1637; Muslim, no.2027) .
f. Menunggu keadaan makanan atau minuman yang panas menjadi dingin terlebih
dahulu (Shohih: HR. Bukhori; Al-Hakim, [Al-Mustadrok]; Al-Albani, [At-Tirmidzi, Shohih
Al-Jami’, no.4627, 4951]) .
g. Tidak bernapas ke dalam gelas atau bejana yang terisi air pada saat sedang
minum (Shohih: HR. Bukhori, no.153; Muslim, no.267; Ibnu Majah; Al-Albani, [At
Tirmidzi, Shohih Al-Jami’, no.624; Ash-Shohihah, no.386]) , dan tidak meminumnya
dari mulut botol atau kendi melainkan dari wadah (gelas) yang memang
digunakan sebagai tempat untuk minum (Shohih: HR. Bukhori, no.5771) .
h. Mengkombinasikan menu-menu makanan yang merangsang, seperti panas dan
dingin, tidak memadukan makanan-makanan yang kondisinya sejenis, seperti
panas dangan panas, dingin dengan dingin, lengket dengan lengket, susu dengan
ikan, susu dengan cuka, dan lain-lain (Shohih: HR. Ibnu Qoyyim, [Ath-Thibb An-
Nabawiy , hal.218-224]).
i. Menyukai makanan-makanan yang manis, madu, roti, daging, dengan lauk-pauk
korma, syuniz, cuka dan semangka (Shohih: HR. Bukhori, no.5712, 5614; Muslim,
no.194, 2052) .
j. Mengkonsumsi makanan yang bergizi, seperti: susu, minyak zaitun, madu, air,
dan lain-lain (Shohih: HR. Ibnu Qoyyim, [Ath-Thibb An- Nabawiy ]).
k. Mengkonsumsi makanan buah-buahan hasil panen pada musimnya, yang
kemudian dimakan tanpa harus mematangkannya secara sempurna terlebih dulu
(Shohih: HR. Ibnu Qoyyim, [Ath-Thibb An- Nabawiy , hal.218-224]).
l. Tidak sering minum pada saat sedang makan (Shohih: HR. Ibnu Qoyyim, [Ath-Thibb
An- Nabawiy ]).
3. Menjaga kesehatan lingkungan sekitarnya, seperti:
a. Menjaga kebersihan lingkungan rumah, jalan dan tempat-tempat umum (Hasan:
HR. Al-Albani, [Misykatu Al-Mashobih, no.4487]; Shohih: HR. Al-Albani, [Abu Dawud,
Shohih Sunan Abu Dawud, no.25]) .
b. Menjaga kebersihan makanan, dari bahan-bahan pembuatnya, udara, air, dan
kotoran-kotoran yang berpotensi untuk mencemarinya (Shohih: HR. Bukhori,
I/61, 62, VII/80 dan no.5612; Muslim, I/63; Al-Albani, [Shohih Abu Dawud, no.103]) .
c. Melakukan isolasi dan karantina bila telah terjadi wabah penyakit (Shohih: HR.
Bukhori, no.5628) .

B. Meninggalkan semua larangan Nabi Muhammad , di antaranya adalah:
1. Meninggalkan konsumsi makanan yang haram dan tidak baik menurut Islam (QS. Al-A’rof; 57; QS. Al-Baqoroh; 168, 172; QS. Al-An’am; 119; QS. Al-Maidah; 3; QS. Al-Mu`minun; 51), Seperti:
a. Bangkai (kecuali bangkai ikan dan banatang-binatang laut lainnya dan belalang) dan darah (kecuali hati dan limpa) (QS. Al-Maidah; 3; QS. Al-An’am; 145; Shohih: HR. At-Tirmidzi, no.69; Ibnu Majah, no.3314; Al-Albani, [Irwa’ al-Gholil, no.38; Ash-Shohihah, no.480, 1118; Al-Misykah, no.4132]; Ibnu Hazm, [Al-Muhalla, VI/60-65]; Asy-Syafi’i, [Al-Umm, II/197]; An-Nawawi, [Syarh Shohih Muslim, XIII/76]) .
b. Babi dan anjing (QS. Al-Maidah; 3: Shohih: HR. Muslim, no.1568) .
c. Sembelihan yang tidak disebutkan dan diniatkan hanya untuk Alloh  (QS. Al-Maidah; 3; QS. Al-An’am; 121).
d. Hewan yang mati (bangkai) yang sebelumnya diterkam oleh binatang buas (QS. Al-Maidah; 3), dan hewan yang harus dibunuh, seperti: tikus, kalajengking, burung buas, gagak, cecak, dan anjing hitam (Shohih: HR. Bukhori, no.3136) .
e. Hewan buas yang bertaring (Shohih: HR. Muslim, no.1932; Abu Dawud, no.3805) .
f. Hewan dari jenis burung yang berkuku tajam (Shohih: HR. Muslim, no.1934; Abu Dawud, no.3805) .
g. Keledai jinak atau Bighal (Shohih: HR. Bukhori, no.156, 4219; Muslim, no.1941; At-Tirmidzi, no.87; An-Nasa’i, no.42; Ibnu Majah, no. 314; Ibnu Khuzaimah, no.70) .
h. Hewan jalalah (yang selalu mengkonsumsi sebagian besar makanannya berasal dari kotoran atau najis atau bangkai) (Shohih: HR. Abu Dawud, no.2558; Al-Albani, [Irwa’ Al-Gholil, no.2503]) .
i. Hewan sejenis biawak dan sejenisnya yang dirasakan jijik dari bagian tubuhnya (QS. Al-A’rof; 157; Hasan: HR. Abu Dawud, no.3796; Al-Baihaqi, IX/665; Al-Albani, [Ash-Shohihah, no.2390]) .
j. Hewan yang haram untuk dibunuh, seperti: semut, tawon, burung Hud-Hud, dan burung Shurad (burung Gereja) (Shohih: HR. Abu Dawud, no.5267) .
k. Hewan yang hidup di 2 alam, seperti katak dan kura-kura (Shohih: HR. Al-Albani, [At-Tirmidzi, Shohih Al-Jami’, no.6878]) .
2. Tidak berlebihan (kadar atau porsinya) pada saat mengkonsumsi makanan atau minuman (QS. Al-A’rof; 31; QS. Al-Qoshshosh; 77; QS. Al-Furqon; 67; Shohih: HR. At-Tirmidzi, Ahmad; Ibnu Hibban; Ibnu Majah; Al-Hakim; Al-Albani, [At-Tirmidzi, Shohih Al-Jami’, no.5674]) .
3. Tidak mencela makanan dan minuman yang telah terhidang (Shohih: HR. Bukhori, no.5409; Muslim, no.2064) .
4. Tidak mengkonsumsi makanan yang dapat memabukkan, melemahkan tubuh, dan menghilangkan ingatan (Shohih: HR. Bukhori, no.4487; Ahmad, [Al-Musnad, III/13]; Al-Albani, [At-Tirmidzi, Shohih Al-Jami’, no.5530]) .
5. Tidak menggunakan bejana-bejana yang terbuat dari emas dan perak, yang telah dilarang oleh Islam (Shohih: HR. Bukhori, no.5634; Muslim, no.2065) .
6. Dilarang mengkonsumsi makanan yang diawetkan, diasinkan, diasamkan, dihangatkan, atau dihanguskan (Shohih: HR. Ibnu Qoyyim, [Ath-Thibb An-Nabawiy ]).
7. Meninggalkan konsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan kimia dan beracun (Shohih: HR. Bukhori, no.5778; Muslim, no.109) .

Mudah-mudahan apa yang telah kami paparkan ini dapat bermanfaat buat kita semua, dalam hal mewaspadai dari dampak yang akan terjadi dari adanya radikal bebas di dalam tubuh dan lingkungan sekitarnya.






























Daftar Pustaka.

1. Al-Qur’an Al-Karim, Departemen agama RI.
2. Hermanto, AB., Perkembangan Ilmu Pengetahuan Tentang Kehidupan, Ringkasan Biologi, PT. Mitra Gama Widya, Yogyakarta, 1988; 15-7.
3. Stout, GW., Taylor, DJ., Biological Science 1, Cambrige University Press, Melbourne, Australia, 1984.
4. Makmun, LH. Proses Menua dan Implikasinya pada Sistem Kardiovaskular. Prosiding Simposium Pendekatan Holistik Penyakit Kardiovaskular I. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Februari, 2001; 111-23.
5. Prosiding Simposium Pendekatan Holistik Penyakit Kardiovaskular. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,, 2000-2005.
6. Wijaya, A. Disfungsi Endotil, Aterosklerosis dan Trombosis. Forum Diagnosticum. PRODIA DIAGNOSTICS EDUCATIONAL SERVICES-LABORATORIUM KLINIK “Prodia”, ISSN0854 – 7173, No.1, Bandung, 1998; 1-24..
7. Sayyid, ABM., “At-Tagziyah An-Nabawiyah fi Tsamaniyah Asabi’ “ (Ed. Terjemahan: Rahasia Kesehatan Nabi), Tiga Serangkai, Cet.I., Solo, 2004 M.
8. Suryadipradja, RM. Peran Inflamasi pada Patogenesis Aterosklerosis. Naskah Lengkap Simposium Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-6, Perkembangan Mutakhir Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2001. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Agustus, 2001; 1-16.
9. Naskah Lengkap Simposium Pertemuan Ilmiah Tahunan, Perkembangan Mutakhir Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2001-2005.
10. Al-Jauziyah, IQ., Pengobatan Ala Nabi, “Zaadul Ma’ad” (Tahqiq: M.Nashirudin Al-Albani), 2002.
11. Al-Jauziyah, IQ., “Ath-Thibbun Nabawi SAW.” (Tahqiq: M.Nashirudin Al-Albani), 2004 M..
12. Al-Albani, MN., Silsilah Hadits Shohih, JIlid 1, 2, Pustaka Al-Qisthi, Jakarta, 2005.
13. Abdul Fatah, A., Keajaiban Thibbun Nabawiy , Pustaka Al-Qowam, 2005 M.
14. Al-Atsari, AU., Makanan Haram, Majalah Al-Furqon, Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon Al-Islami Majalah Al-Furqon, Ed. 12, Th. II, Gresik-Jatim, hal.26-31.
15. Anonima, Etika Makan (Dalam Perspektif Al-Qur’an dan As-Sunnah) - Baituna, Majalah As-Sunnah, Yayasan Lajnah Istiqomah Majalah As-Sunnah, Ed. 1, Th. VII, Surakarta-Jateng, hal.52-55.






























Lampiran-Lampiran.
Lampiran 1.
Gambar 1. Sejumlah Proses RB Reaktif yang Dibentuk dari Oksigen (O2) dalam Kehidupan Sebagai Konsekuensi yang Tidak Terhindarkan dengan Terjadinya Proses Respirasi Aerobik (Metabolisme Sel Tubuh).
O2- = Radikal (Anion) Superoksida (RB paling kuat).
HO = Radikal Hidroksil (RB yang kekuatannya lebih rendah dari O2-).
1O2 = Radikal oksigen singlet (RB yang kekuatannya lebih rendah dari HO).
H2O2 = Radikal Hidrogen Peroksida (RB terendah kekuatannya dari semua RB).

Proses pembentukan RB reaktif dari oksigen :
1O2 + (e-)  O2-
O2- + (e-) + 2H+  H2O2
H2O2 + (e-) + H+  H2O + HO
HO + (e-) + H+  H2O

Lampiran 2.
Gambar 2. Proses pembentukan RB reaktif oksigen terhadap logam-logam alamiah tubuh dan lemak-lemak yang terdapat di dalam tubuh (intra- dan/ ekstrasel), melalui mekanisme Haber-Weiss.

Proses pembentukan RB reaktif oksigen terhadap logam-logam alamiah tubuh :
O2- + H2O2  HO + OH- + O2-
Fe3+ + O2-  Fe2+ + O2
Fe2+ + H2O2  Fe3+ + OH- + HO.

O2- = Radikal (Anion) Superoksida (RB paling kuat).
HO = Radikal Hidroksil (RB yang kekuatannya lebih rendah dari O2-).
1O2 = Radikal oksigen singlet (RB yang kekuatannya lebih rendah dari HO).
H2O2 = Radikal Hidrogen Peroksida (RB terendah kekuatannya dari semua RB).

Proses pembentukan RB reaktif oksigen terhadap lemak-lemak yang terdapat di dalam tubuh (intra- dan/ ekstrasel) :
RB (radikal bebas) + PUFAH  RB-H + PUFA* (RB lipid).
PUFA* + O2  PUFAOO* (peroxyl fatty acid radical).
PUFAOO* + PUFAH  PUFAOO-H (metastable lipid hydroxy peroxide) + PUFA*
PUFAOO-H + (Fe2+, Cu2+, PUFA*)  PUFAO* (lipid alkoxyl radical) + HO.
PUFAOO-H + (Fe2+,Cu2+,PUFA*) PUFAOO*(lipid peroxyl radical)+H+(hydrogen radical).

Lampiran 3.
Komposisi Infra dan Ultra Struktur Sel Tubuh.
Infra- dan Ultrastruktur sel yang bertanggung jawab untuk mempertahankan kehidupan sel dalam satu organ (tubuh) tersebut, masing-masing adalah :
A. Infrastruktur Sel, yaitu :
1. Membran Sel, terdiri atas lipid dan protein, merupakan barrier sel untuk mengatur keluar-masuknya nutrisi dan limbah (ke/dari) dalam sel.
2. Sitoplasma, terdiri dari materi berbentuk gelatin (kandungan Ultrastruktur Sel).
3. Nukleus, mengandung Membran nukleus (nuclear envelope) yang mengatur keluar-masuknya zat tertentu dan respons kompleks membran, Nukleoplasma (mengandung protein DNA dan RNA) yang berfungsi sebagai cetakan (biru) struktur gen yang berguna untuk menyimpan dan mengirim informasi data untuk mengontrol sel, dan Nukleolus yang berfungsi untuk membentuk protein RNA.

B. Ultrastruktur Sel, yaitu :
1. Ribosom, yang berfungsi membentuk protein untuk metabolisme sel.
2. Lisosom, berisi enzim cerna untuk mencerna makanan sampai terbentuk molekul yang sederhana dan siap pakai.
3. Sentriol, membentuk flagela yang berguna untuk memacu perpindahan sel dan juga membentuk silia (dengan gerakannya yang bergelombang yaitu menggerakan cairan dan mukus pada permukaan sel-pada saat proses mitosis sel) yang berperan dalam pemisahan kromosom.
4. Vakuol, berfungsi sebagai kolektor (pengumpul) limbah sel, membawanya ke permukaan sel, lalu masuk ke sirkulasi darah untuk dikeluarkan melalui ginjal, hati dan kulit.
5. Aparatus Golgi, mengandung kantung mikro yang menyimpan dan mengeluarkan produk sel.
6. Retikulum Endoplasma, membentuk sistem jaringan saluran yang menghubungkan membran sel dan membran nukleus.
7. Mitokondria, merupakan pusat gardu pemasok energi (ATP) yang terdiri dari rangkaian enzim untuk proses respirasi aerobik (oksidasi makanan oleh O2).




Lampiran 4.
Dampak yang Ditimbulkan RB. Lipid Terhadap Organ dan Kulit Tubuh
Akibat kerusakan fungsi tubuh karena aktivasi RB lipid, yaitu :
1) Pengrusakan endotel vaskuler,  terjadi aterosklerosis.
2) Aktivasi senyawa chlorinated hidrokarbon,  terjadi sitotoksik parenkim hati.
3) Aktivasi ozon (On),  terjadi pengrusakan oksidatif jaringan paru.
4) Penglepasan hidroperoksida melalui sistem (transport) vaskuler,  terjadi pengrusakan jaringan yang letaknya jauh.
5) Aktivasi reaksi silang antara lipid peroksida dengan makromolekul dan derivatnya,  terjadinya akumulasi lipofucsin (terdiri dari kompleks lipid-protein) di otak, jantung, dan jaringan lainnya.
6) Aktivasi RB lipid pada sel eritrosit,  terjadinya penyakit hemolitik oksidatif pada eritrosit/sel darah merah.
7) Peningkatan produk RB lipid (pada manula/pengkonsumsi xenobiotic),  terjadinya degenerasi otot jantung dan/ kardiomiopati.

Akibat kerusakan sel (termasuk organel sel) kulit karena aktivasi RB, yaitu :
a. Kerusakan sel membran hingga mengganggu aliran nutrisi dan limbah, dan sel mengalami dehidrasi.
b. Terjadinya inflamasi subklinis yang tidak bisa dideteksi dengan mata telanjang.
c. Serangan RB pada sel membran mengaktivasi enzim fosfolipase A2 yang membentuk asam arakhidonat dan masuk ke sitoplasma mengaktivasian enzim tertentu yang berakibat timbulnya inflamasi dari sitoplasma ke nukleus, mengaktivasi gen (untuk misi tertentu) dan faktor transkripsi NF-Kappa B (yang mempercepat destruksi/penghancuran sel dan penyebab terjadinya penuaan dini premature aging).
d. Pengrusakan organel (sel) termasuk DNA, sehingga merusak memori dan transmisi DNA sebagai determinan genetik.
e. Terjadi proses (perubahan) penuaan pada kulit, yang manifestasinya seperti berikut,
• Kulit yang terpajan sinar matahari menjadi kasar, kusam, seperti berbulu, berkerut, kotor, kulit melunak, dan menggantung menurut gravitasi.
• Kulit yang tidak terpajan sinar matahari menjadi mengkilat, kering, dan berkerut halus.
• Pigmentasi tidak merata karena penurunan daya melanosit terhadap kerusakan yang disebabkan terpaparnya pada sinar matahari.
• Kulit menjadi kering karena produksi sebum menurun.
• Penurunan respons imun (kulit).
• Kendornya kulit karena berkurangnya kemampuan fibroblas dalam produksi untuk pembentukan kolagen dan elastin.
• Penurunan kesanggupan tubuh untuk memperbaiki kerusakan karena RB.
• Kehilangan kontrol suhu terhadap cuaca dan suhu panas dan dingin.
• Terjadi tumor jinak kulit karena proses menua instrinsik, seperti fibroma molle, keratosis seboroik, angioma senilis, lentigo senilis, hiperplasia sebaseus.
• Terjadi tumor jinak kulit karena proses menua ekstrinsik, seperti keratosis aktinik.
• Terjadi tumor ganas kulit karena proses menua ekstrinsik, seperti basalioma, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma maligna.
• Terjadi kelainan pigmentasi karena aktivasi proses menua ekstrinsik, seperti efelid, lentigo senilis (solar spot, liver spot, age spot), hipomelanosis gutata.
• Timbulnya kelainan lain, seperti elastosis senilis, komedo senilis, teleangiektasis, purpura senilis, kornu kutaneum, dan kutis rhamboidalis nucchae.



























Lampiran 5.
Gambar 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Kerusakan dan Kematian Sel.
























Keterangan: = garis pengaruh, penginduksi atau penstimulasi.
= garis pencegahan, penghambatan, dan scavenger (pemusnahan).




































Lampiran 6.
Gambar 4. Hubungan Faktor-Faktor Resiko yang Mengakibatkan Disfungsi Endotel.
































Keterangan: = garis pengaruh, penginduksi atau penstimulasi.
= garis pencegahan, penghambatan, dan scavenger (pemusnahan).






















Lampiran 7.
I. Zat Antioksidan Supplementasi Nutrisi (dari kandungan herbal nutritions).
Zat-zat antioksidan tubuh secara umum dibagi menjadi:
 Zat antioksidan utama.
a. Vitamin C (asam askorbat).
b. Vitamin E (-Tokoferol), 200-400 i.u./hari, dapat ditambah Tokotrienol.
c. Asam Lipoat (Lipoic acid), 100-300 mg/hari.
d. Ko-enzim Q10 (CoQ10, ubiquinone), 30-300 mg/hari.
e. Glutathione.
 Zat booster (penambah dan penguat aktivasi dan kinerja) antioksidan.
a. Flavonoid.
• Ginkgo biloba (cerebrovit@), 30 mg/hari.
• Pygnogerol, 50-300 mg/hari.
b. Karotenoid.
• Alfa- dan beta- Karoten (Vitamin A), 10000-20000 i.u.
• Creptoxanthin.
• Lycopene, 8 mg/hari.
• Lutein, 3 mg/hari.
• Zeaxanthin.
c. Selenium, 100-200 mcg/hari.
d. Suplemen lain
• Kalsium (Ca2+) 100 mg perhari dan Magnesium (Mg2+) 500 mg perhari.
• Zinc(Zn-seng)- glukonas/pikolinat 15-30 mg/hari.
• Acetyl L-Carnithine 1000 mg/hari.
• Chromium 200 mcg.
• Vitamin B1 (thiamin) 20 mg/hari.
• Vitamin B2 (riboflavin) 10 mg/hari.
• Vitamin B3 (niacin amide) 20 mg/hari.
• Vitamin B5 (panthothenic acid) 250 mg/hari.
• Vitamin B6 (piridoxin) 250 mg/hari.
• Asam folat 500 mg/hari.

Mekanisme dan cara kerja pencegahan zat-zat oksidan (RB) dari vitamin dan zat-zat nutrisi (nutrient) tersebut adalah:
 Vitamin C (asam askorbat).
 Menangkap radikal superoksida (O2-) dan radikal hidroksil (HO).
 Berperan dalam mendaur ulang (re-cycle) Vitamin E.
 Memperkuat sistem imun (kekebalan) tubuh.
 Mencegah proses oksidasi lipoprotein pada penyakit kardiovaskuler (bersama-sama
dengan vitamin E).
 Mengurangi penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) dan resiko kanker.
 Mencegah timbulnya penyakit katarak.
 Memproduksi jaringan kolagen dan water holder jaringan kulit.
 Memproteksi sperma (terutama bagi pasangan yang infertil-kurang/tidak subur).

 Vitamin E (-Tokoferol).
 Berperan sebagai free radical scavenger (pemusnah RB), yang berfungsi paling baik pada suasana hidrofobik (sukar larut di air) pada membran sel.
 (Vitamin E yang mudah larut dalam lipid-lipofilik) berfungsi memproteksi lipid dan protein darah.
 Memberikan perlindungan (proteksi) terhadap sinar UV (matahari) dan ozon (On).
 Mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler dan stroke.
 Mengurangi gejala akibat arthritis (rematik) dan reaksi inflamasi (peradangan) lainnya.
 Mengurangi resiko kanker prostat dan menghambat pertumbuhan sel pada penyakit kanker mammae.

 Asam lipoat (lipoic acid)-merupakan zat antioksidan universal.
 Mem-booster (menambah dan memperkuat) aktivasi dan kinerja vitamin C, E, glutathione dan CoQ10.
 Memperkuat memori dan memperlambat proses penuaan otak (brain premature-aging).
 Memproteksi secara kuat terhadap penyakit kardiovaskuler, stroke dan katarak.
 Menghambat gen yang rusak, yang dapat mempercepat perluasan dari sel-sel kanker.

 Ko-enzim Q10 (CoQ10, ubiquinone,L-Carnitine)-nutrisi mirip vitamin, yang secara alami diproduksi di dalam otot lurik dan jantung.
 Meregenerasi vitamin E.
 Membebaskan asam lemak bebas (ox-LDL) pada membran mitokondria dalam.
 Mencegah dan mengobati penyakit kardiovaskuler.
 Meregenerasi sel-sel otak.
 Berperan sebagai terapi adjuvant (tambahan) pada kanker mammae stadium lanjut.

 Glutathione (GP-glutathione perocsidase, GS-glutathione synthetase, dan GSH-reduced glutathione)-master zat-zat antioksidan alamiah tubuh.
 Mendaur ulang (re-cycle) vitamin C.
 Berperan sebagai instrumen (peralatan) untuk detoksifikasi obat-obatan dan zat-zat pollutant.
 Berperan memperkuat sistem imun (kekebalan) tubuh.
 Berperan dalam transportasi (penghantaran) dan storage (penyimpanan) asam amino.

 Pro-Vitamin A (-Karoten).
 Menetralisir reaksi oksidasi LDL radikal peroksilipid/RB lipid (peroxyl fatty acid radical / ox-LDL).
 Penurun kadar kolesterol dengan cara menghambat aktivasi enzim HMG-CoA reductase.
 Mengurangi resiko terserang penyakit kardiovaskuler.
 (Campuran karoten-mixed carotenoid) merangsang sistem imun (terutama pada seseorang yang berusia lanjut).
 Bersifat quenching (penghancur RB tambahan).

 Lycopene (sejenis Karotenoid pada tomat, saus dan pasta tomat).
 Menetralisir reaksi oksidasi LDL radikal peroksilipid/RB lipid (peroxyl fatty acid radical / ox-LDL)
 Penurun kadar kolesterol dengan cara menghambat aktivasi enzim HMG-CoA reductase .
 Mengurangi resiko terserang penyakit kardiovaskuler.
 (Campuran karoten-mixed carotenoid) merangsang sistem imun (terutama pada seseorang yang berusia lanjut).
 Memproteksi kanker prostat.

 Lutein (sejenis Karotenoid pada buah-buahan terutama yang berwarna merah-kekuningan dan sayur-sayuran yang berwarna hijau).
 Menetralisir reaksi oksidasi LDL radikal peroksilipid/RB lipid (peroxyl fatty acid radical/ox-LDL)
 Penurun kadar kolesterol dengan cara menghambat aktivasi enzim HMG-CoA reductase.
 Mengurangi resiko terserang penyakit kardiovaskuler.
 (Campuran karoten/ mixed carotenoid-10000-25000 I.u.) merangsang sistem imun (terutama pada seseorang yang berusia lanjut).
 (bersama dengan Zeaxanthin) mengurangi degenerasi makular mata dan mencegah penyakit katarak (mata).

 Selenium
 Memperkuat aktivasi dan kinerja vitamin E.
 Mengurangi resiko dan mencegah kematian akibat penyakit kardiovaskuler dan stroke.
 Memproteksi organ tubuh terhadap kanker.

 Flavonoid (antosianin, flavonol, flavon, flavonon, dan quersetin), yang kandungan terbesarnya terdapat pada teh hijau dan anggur merah-red wine (61%), diikuti oleh bawang bombay (13%), apel (10%), dan suplemen vitamin C, E, dan -Karoten (masing-masing kandungannya sebesar < 10%).
 berfungsi sebagai free radical scavenger (pemusnah RB), terutama menghancurkan radikal superoksida (O2-), oksigen singlet (1O2), hidrogen peroksida (H2O2), radikal peroksilipid/RB lipid (peroxyl fatty acid radical / ox-LDL),
 (Khusus quersetin) ditambah dengan sitotoksisitas/penghancuran RB lipid (ox-LDL) dan menghambat produksi enzim siklooksigenase (hasil aktivasi dari adanya proses inflamasi dan pengeluaran sitokin) yang mengaktivasi sintesis prostaglandin (PGH2), prostasiklin (PGI2), dan tromboxan (TxA2) yang sifatnya sama dengan mediator-mediator inflamasi (sitokin) dan growth factors, sehingga pada akhirnya dapat menurunkan agregasi trombosit dan menurunkan kecenderungan terjadinya aterosklerosis dan disfungsi epitel.
 Memperkuat aktivasi dan kinerja vitamin C.
 Mengatur proses oksidasi nitrik (NO) yang penting untuk aliran (sirkulasi) darah.
 Mencegah penyakit kardiovaskuler dengan cara mencegah kaskade pembekuan darah, memproteksi terhadap ox-LDL dan menurunkan tekanan darah.
 Mengurangi reaksi inflamasi dan merangsang sistem imun tubuh.
 Memperbaiki memori dan konsentrasi otak.
 Memperbaiki fungsi seksual pria.

 Zat-zat antioksidan lainnya yang terdapat di dalam sirkulasi adalah:
 NO (nitric oxide).
o Berinteraksi dengan proses stres oksidatif melalui pemusnahahan radikal superoksida (O2-).
o Memodulasi (memfasilitasi) irama pembuluh darah (vaskuler), melalui sintesis dan penglepasan NO yang dihasilkan oleh sel endotel. Produksi NO di sel endotel vaskuler diinduksi oleh adanya shear stress (jejas lepas-seperti hipertensi) dari peredaran darah (vaskular). Produksi NO oleh sel endotel ini juga distimulasi oleh aktivitas fisik, hormon estradiol (estrogen), asetilkolin, ADP (adenosin diphosphate), dan bradikinin yang juga dilepas oleh sel endotel vaskuler. NO disintesis dari L-Arginin dengan bantuan enzim NO-S (NO-Synthetase). Ada tiga macam isoform dari NOS, pertama yang terdapat di otak (neuronal NOS-nNOS/NOS I), kedua yang terdapat di sel monosit/makrofage (inducible NOS-iNOS/NOS II), dan ketiga yang terdapat di sel endotel vaskuler (endothelial NOS-eNOS/NOS III). Pada sintesis ini, L-Arginin akan dihidrolisis menjadi hasil antara N-Hidroksil-L-Arginin (NHLA), kemudian akan teroksidasi dan menghasilkan NO dan sitrulin. Zat NO ini selanjutnya akan mengaktivasi enzim guanilat siklase dan mengakibatkan terinduksi/terangsangnya c-GMP siklik (cyclic-Guanidin Mono Phosphate) serta menyebabkan relaksasi sel-sel otot polos pembuluh darah (vaskuler), sehingga cenderung memperlebar lumen/lubang pembuluh darah (vasodilatasi).
o Bertanggung jawab terhadap relaksasi dan pelebaran pembuluh darah/vaskuler (vasodilatasi).
o Mengurangi aktivasi NF-KB dan induksi VCAM-1/ICAM-1 oleh sitokin dan ox-LDL.
o Menghambat adhesi dan agregasi trombosit/trombus, sel monosit/makrofage dan ekspresi mediator MCP-1 pada sel endotel vaskuler, sehingga mengurangi rekrutmen pada tahap awal aterogenesis.
o Mencegah kematian sel yang dirangsang oleh sitokin inflamasi TNF-.
o Menurunkan permeabilitas kapiler (sel endotel) yang diakibatkan oleh adanya proses dan mediator-mediator inflamasi (sitokoin) dan growth factors, sehingga mengurangi masuknya lipoprotein ke dalam dinding pembuluh darah (vaskuler).
o Merespons RB lipid (termasuk ox-LDL dan lisofosfatidilkolin), terutama melalui respons yang diberikan oleh transkripsi NOS III.
o Menghambat proliferasi dan migrasi sel-sel otot polos,
o Berperan sebagai molekul anti-aterogenik dan antiinflamasi.
o Berperan sebagai neuro-transmisi (penyalur impuls/listrik persyarafan) pada sistem syaraf sentral/pusat dan perifer/tepi.
 Asam urat.
o Merupakan scavenger (pemusnah RB) antara lain terhadap oksigen singlet (1O2).
 Transferin.
o Berperan sebagai buffer (zat penyanggah) terhadap logam iron (besi-Fe2+) bebas di dalam darah.
 Seruloplasmin.
o yang biasanya meningkat pada lesi/luka karena trauma/benturan.

 Enzim-enzim penunjang antioksidan yang terdapat di dalam tubuh adalah:
 Glutathione reductase mengubah kembali oxidized glutathione menjadi reduced glutathione (GSH).
 Glutathione synthetase mensintesis glutation dari asam amino L-Glutamin, L-Glisin, L-sistein.
 Enzim HMP (Hexosa Monophasphate Shunt) untuk membentuk NADPH.

 Molekul-molekul antioksidan sekunder yang terdapat di dalam tubuh adalah
• H2O dapat mengambil energi atau panas dari oksigen singlet (1O2) sehingga toksisitasnya berkurang.
• Manitol, suatu basa nukleat yang mengabsorbi (menyerap) energi radikal hidroksil (HO).
• Kolesterol secara kompetitif bereaksi dengan RB untuk melindungi muatan sel.
• Histidin triptofan, tirosin, sistein, metionin.

Khusus zat-zat antioksidan yang digunakan untuk pencegahan zat-zat oksidan (RB) yang terdapat di kulit, perlu diberikan dalam sediaan topikal, karena zat-zat antioksidan tubuh sebagian besar telah digunakan di dalam sel tubuh dan sebagian kecil/tidak ada sama sekali yang bisa masuk, menembus lapisan kulit (bagian luar tubuh). Cara kerja zat-zat antioksidan untuk mencegah efek penuaan kulit dini adalah:
1. Mencegah kerusakan pada tingkat seluler tempat dimulainya proses oksidasi sel tubuh.
2. Memperlambat pembentukan lipofuchsin (suatu age pigmen sebagai akibat peroksidase lipid dan oksidasi lipid dan
protein). Zat ini akan dideposit (disimpan) dalam sel tertentu pada suatu organ yang dapat berakibat merusak struktur
dan fungsi sel tersebut.
3. Mencegah pembentukan AGEs (advanced glycocilation end-products).

Peranan zat-zat antioksidan yang diberikan melalui sediaan topikal (pada kulit) adalah :
1. Vitamin C (asam askorbat topikal). Sediaannya dalam bentuk serum yang lebih efektif dan krim untuk kulit sensitif dengan kadar 10-15% dengan pH rendah.
Tujuannya :
o Merangsang pembentukan jaringan kolagen (regenerasi jaringan kolagen).
o Merestorasi tonus kulit, mengisi kekosongan akibat kerutan dan memperbaiki warna kulit.
o Memperbaiki sistem pendarahan (vaskularisasi) jaringan kulit untuk menambah suplai/penyaluran makanannya.
o Memproteksi kulit terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh sinar ultra violet (matahari), dengan cara :
 Mengurangi proses inflamasi.
 Mencegah supresi (penekanan) respons imun.
2. Vitamin E (-Tokoferol topikal). Sediannya dalam bentuk krim dan gel, mengandung d--Tokoferol.
Tujuannya :
o Memproteksi terhadap sinar ultra violet (matahari) sebab kulit yang terpajan sinar matahari pada puncak sinar UV dapat mengurangi konsentrasi vitamin E sampai dengan hampir 50%.
o Berperan sebagai moisturizer (pelembab kulit), memperbaiki kerutan halus kulit, mencegah kekeringan dan kekasaran kulit.
3. Pygnogenol. Sediannya dalam bentuk krim dan gel yang tergolong Flavonoid. Mengandung + 40% jenis antioksidan yang berasal dari ekstraksi pohon pinus maritima dan banyak mengandung proanthocyanide.
Tujuannya :
o Memperkuat efek vitamin C.
o Memperbaiki sistem kapiler (pendarahan) jaringan kulit.
o Memproteksi jaringan kolagen terhadap RB dan merangsang perbaikan jaringan kolagen.
o Memproteksi kulit terhadap kerusakan yang disebabkan oleh terpaparnya pada sinar UV (matahari).
o Berperan sebagai anti inflamasi.
4. Asam -Lipoat.
Tujuannya :
o Berperan sebagai anti inflamasi, misalnya memperbaiki kulit kantung mata.
o Memperbaiki aliran darah ke kulit.
o Memperkecil pori-pori kulit dengan cara menormalisir sekresi sebum.
o Memperbaiki kerutan pada kulit
o Memperbaiki jaringan parut (scar tissues).
o Memperbaiki rosacea.

5. DMAE (dimetyl aminomethanol)
6. Gabungan antioksidan lain dengan zat nutrien lain (bersifat mengurangi kerutan, melicinkan kulit, dan memberikan warna kemerahan pada kulit).
Suatu undercover (pelapis) zat antioksidan kulit.
a. -hydroxy acid (AHA).
• Memperbaiki kekeringan kulit.
• Membantu penetrasi bahan aktif karena melonggarkan ikatan (sel-sel) karneosit (kulit).
• Mengurangi eritema (bercak kemerahan) akibat sinar UV (matahari).
• Merangsang produksi jaringan kolagen.
b. -hydroxy acid (BHA). Suatu undercover (pelapis) zat antioksidan kulit.
• Berperan sebagai anti inflamasi.
• Berperan sebagai chemical trap (jebakan zat-zat kimia) dari antioksidan.

2. Pengaturan Nutrisi.
1. Aturan umum.
Sebaiknya 4/5 porsi makanan (diet) terdiri dari sayur-sayuran (hijau) dan buah-buahan segar (merah kekuningan), karena semua makanan tersebut banyak mengandung vitamin, serat, phytochemical, dan mineral. Phytochemical banyak terdapat di dalam sayur-sayuran (hijau) dan buah-buahan segar (merah kekuningan). Diet menggunakan ikan, tahu, tempe, beras merah sangat dianjurkan. Hindari mengkonsumsi alkohol dan kopi, tetapi sangat dianjurkan setiap hari untuk mengkonsumsi teh hijau (green tea) yang mengandung Flavonoid, yang kaya akan zat-zat antioksidan.

2. Diet (pola makan) yang seimbang.
a. Kadar lemak + 30 % dari porsi kalori perhari.
b. Protein
• Untuk pria
• Untuk wanita
• Sumber protein yang terbaik adalah sumber protein nabati.
c. Karbohidrat
• Yang dihindari porsinya??!!
• Yang dianjurkan porsinya ??!!

3. Rekomendasi praktis yang dapat dilakukan untuk mencapai sasaran pengaturan
makan (pola diet):
a. Makan setidaknya 5-7 porsi buah dan sayuran perhari.
b. Makan 25-30 gram serat per hari (dari buah/sayuran, roti gandum (whole grain), sereal, pasta, kreker, dan kacang-kacangan).
c. Untuk sumber karbohidrat (hasil proses), pilihlah roti gandum (whole grain).
d. Minum minimal 8 gelas sehari.
e. Makan minimal 2 porsi hasil olahan susu rendah lemak perhari hasil.
f. Pilih protein rendah lemak, seperti ayam tanpa kulit, kalkun, dan produk kedelai. Sebaiknya dikurangi memakan daging (porsinya lebih sedikit).
g. Makan ikan laut setidaknya 2 kali seminggu.
h. Konsumsi (asupan) garam maksimum 2,4 mg per hari.

3. Program Olah Raga Teratur.
Olah raga yang teratur dan terukur dapat memperbaiki fungsi sel-sel endotel vaskuler, disebabkan olah raga dapat meningkatkan shear stress yang dapat menyebabkan:
1. Peningkatan ekspresi NOS pada sel-sel endotel vaskuler.
2. Peningkatan SOD (superoxide dismutase) yang merupakan antioksidan.
3. Penekanan kerja enzim ACE (angiotensin converting enzyme), menyebabkan vasodilatasi karena peningkatan konsentrasi Bradikinin lokal, sehingga akan menimbulkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi).
4. Penurunan berat badan, terutama pada seseorang obesitas (kegemukan), yang merupakan termasuk salah satu kondisi utama yang dapat menyebabkan aterosklerosis.

Olah raga yang benar dan dianjurkan adalah olah raga dengan teratur dengan sistem CRIPE (continous, rhytmical, interval, progressive, endurance training) yang frekuensinya 3-4 kali seminggu (harinya berselang-seling), terus-menerus tanpa berhenti (minimal 150 menit setiap minggu) dengan target frekuensi denyut nadi pasca olah raga adalah 75-85% dari DNM-denyut nadi maksimal ((220-umur) kali/menit). Olah raga dilakukan secara teratur, selang seling antara gerak lambat dan cepat, dari olah raga yang ringan berangsur-angsur ditingkatkan porsi dan kapasitasnya sampai batas kemampuan maksimal secara bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu. Olah raga yang sangat dianjurkan adalah yang melibatkan 4 komponen tubuh yaitu organ kardiovaskuler dan pembuluh darah, daya tahan otot, kekuatan otot, dan fleksibilitas otot . Olah raga yang dapat dipilih adalah jalan kaki, senam aerobik (jogging), berenang, lari santai, bersepeda dan mendayung. Hal yang perlu diperhatikan dalam olah raga adalah mulailah sebelum makan, diawali dengan pemanasan dan diakhiri dengan pelemasan, memakai sarana penunjang olah raga (seperti sepatu, dan lain-lain) yang sesuai, dan selalu didampingi oleh orang yang mengerti tentang olah raga dan cara mengatasi hipoglikemia (kekurangan kadar gula darah tubuh).

4. Perbaiki keteraturan dan kualitas istirahat.

5. Usahakan semaksimal mungkin, menghindar dari polusi lingkungan (udara,
air, dan lain-lain).

6. Usahakan semaksimal mungkin, menghindar dari penggunaan pikiran
yang berlebihan dan tidak berarti (stres pikiran).

Khusus untuk pencegahan zat-zat oksidan (RB) terhadap kulit, adalah
1. Hindarkan pajanan sinar matahari yang berlebihan dengan selalu memakai tabir surya dengan SPF 15-20, terutama pada puncak sinar UV antara jam 1000-1500.
2. Hindari pemakaian obat yang tidak perlu atau tidak rasional (menyimpang dari indikasi diagnostiknya) karena akan merangsang pengeluaran zat-zat oksidan (RB).
3. Pemberian sediaan topikal atau oral isotretinoin, hidroquinon lebih banyak ditujukan untuk merestorasi kulit.

Contoh-contoh pemberian zat-zat antioksidan kulit dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 1, Contoh Konsumsi Nutrien dan Suplemen Harian.
ZAT-ZAT NUTRISI DOSIS ATURAN MAKAN
Vitamin A 2500-5000 IU With meal
Vitamin B-kompleks Balanced formula Morning
Vitamin C 1000 mg Divided doses
Vitamin C-ester
(Ascorbyl palmitate) 500 mg Morning
Vitamin E 200-400 IU
400-800 if
recommended by your physician
Morning
Calcium (Ca2+) /
Magnesium (Mg2+) 1000 mg / 400 mg Divided into 2 doses,
First at dinner, the other at bed time
Selenium (Se2-) 200 mcg Once daily
Zincum (Zn-seng) 15-30 mg Once daily
Chromium (Cr) 200 mcg Once daily
Acetyl L-Carnitine 500-1500 mg Divided doses
Break fast and lunch
Alfa-lipoic acid 100 mg Divided doses
Break fast and lunch
Co-enzyme Q10 30-100 mg, daily under age 40
100 mg, daily over age 40
Consult your physician for dosages related to heart disease. Divided doses
Break fast and lunch
L-Glutamine 500 mg – 2 grams Divided doses
Break fast and lunch
Omega-6-oils 2000 / 1000 mg Daily
Pygnogenol 50-100 mg Daily

Tidak ada komentar:

Posting Komentar