Senin, 14 Desember 2009

Peran Habbatus Sauda` Dalam Pengobatan dan Pemeliharaan Kesehatan Tubuh

PERAN HABBATUS SAUDA` DALAM PENGOBATAN DAN KESEHATAN

A. HABBATUS SAUDA`, SUATU CAM DARI “ATH THIBB AN-NABAWIY  ”
Kaidah-kaidah menjaga kesehatan tubuh manusia yang dijelaskan oleh Al-Qur’an dan Al-Hadits (Thibbun-Nabawwiy ) sangat menekankan pada aspek preventif (pencegahan) terhadap suatu penyakit yang meliputi: menjaga kesehatan dan kondisi tubuh agar selalu optimal, menjaga (diri) dari hal-hal yang membahayakan tubuh, dan membuang dan menghindari zat-zat yang dapat merusak tubuh, namun demikian kaidah ini juga dilengkapi dengan pengobatan-pengobatan yang diberikan pada manusia yang telah menderita suatu penyakit di tubuhnya.
“Ath-Thibbun-Nabawwiy ” (pengobatan Nabi ) merujuk pada hadits-hadits Nabi muhammad  yang berhubungan dengan penyakit dan pengobatannya, serta perhatiannya terhadap pasien. “Ath-Thibbun-Nabawwiy ” juga mencakup hadits-hadits Nabi Muhammad  yang menjelaskan mengenai masalah-masalah dan hal-hal pengobatan yang pernah dilakukan oleh para nabi-nabi sebelumnya, Nabi Muhammad  sendiri dan para sahabatnya, penegasan dan anjuran beliau  untuk melakukan prosedur-prosedur pengobatan yang telah diwahyukan padanya tersebut (tanpa adanya larangan darinya), dan menegaskan pada para pemberi layanan kesehatan bahwa pengobatan Nabi  sudah sangat umum dilakukan, sehingga tidak ada alasan lagi bagi para pemberi layanan kesehatan tersebut untuk tidak memahami atau tidak ingin memahami tentang ilmu pengobatan Nabi Muhammad .
Pembelajaran ilmu-ilmu pengobatan Nabi  ini terfokus pada tempat, populasi dan waktu. Ilmu-ilmu pengobatan Nabi  juga mencakup standar-standar prosedur pengobatan secara umum pada penatalaksanaan kesehatan fisik dan mental manusia yang dapat diaplikasikan di setiap tempat, waktu, dan kondisi. Ilmu-ilmu pengobatan Nabi  bukan suatu sistem medis yang monolitis dan sistemik yang menuntut untuk diyakini begitu saja, tetapi merupakan suatu sistem yang sangat bervariasi, lengkap, dan terperinci (secara kaidah ilmiah). Ilmu pengobatan Nabi  meliputi pencegahan dan pengobatan suatu penyakit, kesehatan mental (jiwa), serta pengobatan medis umum dan pembedahan, yang secara keseluruhan ilmu pengobatan Nabi  ini mengintegrasikan unsur-unsur kejiwaan dengan fisik manusia, dan masalah-masalah dengan semangat hidup pada diri manusia.
Nabi Muhammad  pernah bersabda mengenai filosofi dasar dari ilmu kesehatan,

Artinya: “Tidaklah Alloh menurunkan suatu penyakit melainkan Alloh juga menurunkan obat(nya)” .
Hadits ini mendorong kita untuk senantiasa mencari penyembuhan dari berbagai penyakit yang dapat menyerang tubuh manusia. Jadi tradisi pengobatan Nabi  tidak terhenti hanya pada masa pembelajaran Nabi  dan para sahabatnya saja, tetapi masih tetap berlangsung sampai akhir zaman nanti, untuk mendorong manusia agar terus meneliti dan menjalankan pengobatan Nabi  ini dengan menggunakan berbagai sarana dan fasilitas kesehatan yang lebih modern dan mutakhir. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa ilmu pengobatan Nabi  tidak statis dan banyak ruang yang masih dapat dikembangkan untuk pengembangan dan penyempurnaan ilmu-ilmu pengobatannya lebih lanjut. Dampak lainnya dari hadits tersebut adalah bahwa mencari dan menentukan suatu jenis pengobatan terhadap suatu penyakit tidak menyalahi qodhar (takdir) seseorang, namun demikian penyakit dan pengobatannya merupakan suatu bagian dari qodhar manusia.
Banyak sabda Nabi Muhammad , yang diriwayatkan oleh Bukhori dalam kitab shohihnya, yang menceritakan secara langsung dan tidak langsung mengenai pengobatan Nabi  (+129 hadits). Beberapa penulis dari kalangan para ulama salaf dahulu, banyak menulis dan menceritakan mengenai ilmu-ilmu pengobatan Nabi , di antaranya adalah Abu Nu’aim (430 H), Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah (751 H), dan Jalaluddin As-Suyuti (911 H). Ibnu Qoyyim menjelaskan banyak hal mengenai kondisi medis yang telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad  dengan menggunakan ilmu pengetahuan kedokteran yang dianggap cukup modern pada masanya, yang sebenarnya membutuhkan banyak penelitian, pengkajian, dan penjelasan ulang terhadap penjelasan-penjelasannya sebelumnya tersebut, disesuaikan dengan perkembangan ilmu kedokteran yang mutakhir.
Klasifikasi tradisi pengobatan tergantung pada keadaan kemampuan ilmu pengetahuan pengobatannya yang selalu berubah-ubah dan selalu menyesuaikan dengan perkembangan masa. Kebanyakan ilmu pengobatan Nabi  adalah cenderung pada ilmu pencegahan dan pemeliharaan tubuh terhadap penyakit. Standar ukuran dari pencegahan penyakit menurut beberapa hadits dapat dipengaruhi oleh makanan, olah raga/aktivitas fisik tubuh, pembatasan penyebaran penyakit secara epidemis, penyaluran air yang terhambat, menggosok gigi, iklim, dan lain-lain. Penelitian dari ilmu pengobatan Nabi  menunjukkan bahwa terdapat beberapa aspek (di antaranya adalah sholat, berdzikir/berdo’a, membaca Al-qur’an, dan pengigatan selalu pada Alloh ), yang memainkan peranan yang sangat penting terhadap penyembuhan suatu penyakit secara fisik maupun kejiwaan.
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah mencatat banyak penyakit yang dapat diobati dengan pengobatan Nabi . Penyakit-penyakit tersebut dapat diterapi dengan menggunakan penyembuhan secara alami dari ilmu pengobatan Nabi , seperti Demam, mules/peningkatan peristaltik usus, dropsy, perlukaan, pemarah, gangguan pada kulit, pleuritis, radang tenggorokan, pembesaran jantung, catalepsy, skin eruptions, keracunan makanan, lepra/kusta, penyakit mata, infeksi saluran pernapasan akut, diare, gigitan ular, gigitan kala jengking, penyakit thyfus, sakit kepala, perdarahan hidung, sakit gigi, patah tulang, digigit monyet/anjing, dan the evil eye. Ada 3 jenis fasilitas pengobatan yang digunakan pada ilmu pengobatan Nabi  secara alami, spiritual, dan campuran keduanya. Obat-obatan yang direkomendasikan dalam ilmu pengobatan Nabi  adalah madu, air dingin untuk gejala demam, pengaturan diet/makan, susu, susu onta, air seni onta, berbekam, cauterization (al-kayy), Habbatus sauda`, cendana India, dan pacar.
Pada saat ini, banyak peneliti dalam dunia kedokteran dan pengobatan yang tertarik pada ilmu pengobatan Nabi . Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya institusi-intitusi kedokteran dan farmasi (seperti: di negara-negara Mesir, Arab Saudi, Pakistan, India, Jepang, Inggris, Amerika Serikat, dan lain-lain) yang telah melakukan beberapa studi dan uji coba aspek-aspek efektivitas dan keamanan terhadap penyembuhan tradisional dari pengobatan Nabi  tersebut. Di antara studi-studi tersebut, ada yang sudah dipublikasikan dan berkembang pesat di sebagian negara-negara di dunia, dan masih akan terus berlanjut (sejak tahun 1980-an), diantaranya adalah studi-studi mengenai aspek-aspek kemanfaatan dan keamanan Habbatus sauda` (Nigella sativa) sebagai salah satu herbal medicine yang dapat dijadikan sebagai suatu CAM (complementary and alternative medicines) dan BRM (biological response modiffier) bagi penyembuhan berbagai penyakit yang terjadi pada tubuh manusia.

B. KARAKTERISTIK HABBATUS SAUDA`, KANDUNGAN, DAN KHASIAT YANG DAPAT DIHASILKANNYA.
Habbatus sauda` adalah adalah salah satu tanaman obat yang temasuk dari pengobatan Nabi , berbentuk biji hitam yang telah dikenal ribuan tahun yang lalu dan digunakan secara luas oleh masyarakat India, Pakistan, Mesir, dan negara-negara timur tengah lainnya untuk mengobati berbagai macam penyakit. Habbatus sauda` juga dikenal dengan nama-nama lainnya seperti, Black Cumin atau Fitch (dari Kitab Injil), Black Seed atau Love in the Mist atau Black Carraway Seed atau Habbatul Baraka (Inggris dan Amerika Serikat), Kalonji, Azmut, Gurat, Aof, dan Aosetta (Urdu, Hindi, Srilangka), Syuniz/Shonaiz, Al-Habbah Al-Sawda, Habbet el-baraka dan Khondria (Persia dan Pakistan), dan Nigella sativa (nama botanical plants numenklature).
Habbatus sauda` adalah salah satu tanaman obat yang termasuk dalam family dari Ranunculaceae dan umumnya tanaman ini mudah tumbuh di Benua Eropa (tepatnya di dataran Eropa Timur bagian tengah). Tanaman Habatus sauda` juga banyak ditemukan di sepanjang dataran negara Pakistan sampai dengan India (dalam bentuk semak-semak tanaman). Asal dari tanaman Habatus sauda` ini pada umumnya dari Negara Turki dan Italia. Kemudian, tanaman ini dibawa ke beberapa negara di Benua Asia oleh beberapa orang dokter, ditanam dan dikembangbiakan di negara Pakistan dan India. Tanaman Habatus sauda` secara keseluruhan tampak seperti segitiga, bijinya berwarna hitam, beraroma sangat menyengat dan rasanya pahit, memiliki tinggi 35-50cm (sekitar setengah meter) yang bercabang dan melingkar pada bagian atasnya, berambut, memiliki bunga-bunga dengan warna putih kebiruan, dan dipenuhi juga dengan dedaunan (daun pada bagian bawah tanaman lebih kecil dari bagian atasnya). Butir-butir Habbatus sauda` (Nigella sativa) dapat mereproduksi diri dengan sendirinya dan akan mengalami metamorfosis (perubahan dan pematangan bentuk fisik) dari biji yang (pada awalnya) berwarna putih menjadi biji yang bewarna hitam (setelah mengalami proses metamorfosis).
Komposisi zat-zat kimia alami (natural biochemical substances) yang terkandung dalam biji-biji Habatus sauda` secara umum terdiri dari sekitar 40% minyak konstan (fatty oil content), 1,5% minyak esensial (essential oil contents), 15 asam amino (alanine, arginine, isoleucine, lysine, tryptophane, thyrosine, threonine, asparagine, cystine, glycine, glutamic acid, metionine, dan proline), protein, ion kalsium (Ca2+), zat besi (Fe2+), ion sodium (Na+) dan potasium (K+). Sedangkan kandungan utama pada biji-biji Habbatus sauda` adalah Thymoquinone (TQ), Dithymoquinone (DTQ), Thymohidroquinone (THQ), dan Thymol (THY). Komposisi dan aksi dari masing-masing zat-zat kimia alami yang terkandung pada butir-butir Habatus sauda` dapat dilihat pada Lampiran 4.
Pada awalnya, Habbatus sauda` ditemukan di makam Tutankhamen, tempat raja-raja dimakamkan bersama-sama pada masa itu, di negeri Yunani kuno (dengan dijadikannya tanaman Nigella sativa sebagai tanaman yang dimakan untuk membantu mereka di akhir-akhir kehidupannya). Habbatus sauda` juga sering dipakai sebagai pengobatan tradisional di beberapa negara di Benua Asia (tepatnya di dataran Asia Timur bagian Tengah), terutama untuk mengangkat derajat kesehatan dan pengobatan pada banyak penyakit ringan (seperti: penyakit-penyakit demam, flu, sakit kepala, asma, rematik, berbagai infeksi bakteri, infeksi kecacingan, dan keracunan akibat gigitan/sengatan kalajengking, laba-laba, ular, kucing, dan anjing), serta dapat dijadikan sebagai zat penambah/penyedap makanan.

C. PROSES-PROSES PENGELOLAAN DAN PRODUKSI HABBATUS SAUDA
Proses pengolahan produk (product processing and quality control) biji-biji Habatus Sauda` dilakukan pada 2 jenis proses, yang terdiri dari 7 tahap proses pengolahan bahan (manufacturing process) dan 6 tahap proses pengontrolan mutu (quality control process). Tujuh tahap proses pengolahan bahan (manufacturing process) dari proses produksi tersebut meliputi:
1. Penurunan tingkat kelembaban biji-biji Habatus sauda` secara optimal melalui suatu proses pengeringan.
2. Penekanan biji-biji Habatus sauda` secara mekanik (melalui suatu mekanisme pengeluaran paksa) untuk melepaskan butiran-butiran tanah yang masih melekat.
3. Pengumpulan minyak-minyak yang dihasilkan dari biji-biji Habatus sauda` pada tanki-tanki (setelah melalui proses filtrasi/penyaringan awal).
4. Penyaluran minyak-minyak tersebut ke drum-drum besi dan dibiarkan sementara berada di tempat ini.
5. Penyaluran minyak-minyak yang ada di drum-drum besi tersebut ke beberapa drum lainnya yang sudah tersedia, lalu minyak-minyak tersebut difiltrasi secara mekanik (melalui suatu tekanan filtrasi).
6. Pengumpulan minyak-minyak yang sudah tersaring tersebut pada drum-drum besi yang telah tersedia, lalu disimpan dalam kondisi udara yang rapat.
7. Pemasukan minyak-minyak tersebut ke dalam sebuah kapsul (pengkapsulan) yang bersifat gelatin (kenyal). Kapsul yang sudah terisi tersebut dicuci, agak dikeringkan, dan dievaluasi hasil dan mutunya, kemudian dikirim untuk dilakukan pengemasan obatnya (drug packing).

Sedangkan 6 tahap proses pengontrolan mutu (quality control process) dari proses produksi tersebut meliputi:
1. Penyesuaian mesin secara periodik selama masa manufacturing process untuk menghasilkan produk minyak yang optimal dengan mutu yang terbaik.
2. Pemonitoran warna dan aroma minyak-minyak (yang telah dihasilkan) secara periodik (melalui pengamatan yang ketat selama berjalannya proses).
3. Pengumpulan sampel-sampel periodik selama manufacturing process dan pengujian parameter-parameter fisiknya.
4. Minyak-minyak yang telah melalui proses filtrasi (penyaringan), diuji pada semua parameter (hasil dari parameter-parameter tersebut akan dijadikan sebagai dasar penerimaan dan penilaian dari mutu hasil produknya).
5. Drum-drum besi yang telah tersedia, ditandai dengan: Batch No. dan Production Date.
6. Kapsul-kapsul yang telah terisi, diperiksa ulang untuk mengevaluasi adanya kerusakan-kerusakan, dan kelainan-kelainan bentuk dan ukuran kapsulnya.
Parameter fisik dan kimia dari produk minyak Habbatus sauda` berada di bawah perubahan-perubahan standar kondisi penyimpanan tingkat atasnya dalam kisaran yang dapat diterima dan tidak terdapat variasi yang bermakna, sehingga produknya menunjukkan spesifikasi internal yang baik, yang secara statistik terbukti bahwa kestabilan minyak Habbatus sauda`nya tidak akan berubah selama 41 bulan.

D. PERAN DAN MEKANISME AKSI DARI HABBATUS SAUDA'
Analisis dan publikasi studi-studi yang telah dilakukan di beberapa negara (seperti di negara-negara Pakistan, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Benua Eropa) pada seperempat abad terakhir menunjukkan bahwa Habbatus sauda` memiliki kandungan zat nutrisi yang sangat tinggi, seperti protein, lemak, karbohidrat, thiamin, riboflavine, pyridoxine, niacine, folacine, kalsium, zat besi, seng, dan fosfor. Adanya Habbatus sauda` pada saat ini telah menegaskan mengenai pemberlakuan kembali pemakaian obat-obatan seperti yang digunakan pada zaman-zaman Mesir kuno, Yunani, dan Romawi. Habbatus sauda` juga telah dinyatakan oleh Avicenna (salah seorang pakar kesehatan zaman dahulu), yang tertuang dalam salah satu buku terkenalnya dengan judul “Canon of Medicine”, bahwa Habbatus sauda` memiliki beberapa aksi terhadap tubuh manusia, di antaranya sebagai ekspektoran (zat pengencer dahak/lendir), pembangkit energi tubuh, dan membantu pemulihan dari gejala-gejala fatique (tidak bergairah) dan disspiritedness (tidak ada semangat untuk hidup). Di negara Pakistan dan Yunani Timur bagian tengah, Habbatus sauda` telah digunakan untuk mendorong pengeluaran air seni (diuretic), pengobatan keluhan discharge yang terjadi saat menstruasi (emmenagogue), penormalan pengeluaran keringat (diaphrotic), meningkatkan pengeluaran air susu ibu (galactagogue), pengobatan flu, pengobatan semua tipe penyakit alergi, pengobatan bronkitis kronis, pengobatan asma bronkial, pengobatan peradangan pada mata (konjungtivitis), pengobatan penyakit kuning (ikteric), pengobatan kelumpuhan (paralysis), dan demam malaria tertiana. Di India, Habbatus sauda` digunakan untuk pengobatan sakit magh, kolik (nyeri bagian perut tubuh yang amat sangat), dan infeksi-infeksi parasit (seperti kecacingan). Beberapa mekanisme aksi Habbatus sauda` secara detail telah berhasil didapatkan dan dinyatakan melalui studi-studi yang telah dilakukan (bahkan ada beberapa yang telah dipublikasikan) pada sekitar 10-20 tahun terakhir di beberapa negara di dunia, di antaranya adalah studi mengenai mekanisme-mekanisme aksi Habatus sauda` sebagai anti oksidan (anti radikal bebas), anti hipertensi dan penyakit jantung, anti diabetes (kencing manis), anti kolesterol, anti kanker, anti peradangan, anti histamin, anti asma bronkial, anti infeksi bakteri, virus dan parasit, anti nyeri, anti sakit magh, dan penambah darah.

a. Sebagai Zat Anti Oksidan (Anti Zat-Zat Radikal Bebas)
Ekstrak Habbatus sauda` (terutama zat utamanya yaitu thymoquinone) telah menunjukkan efek proteksi terhadap mekanisme toksisitas (keracunan) pada sirkulasi/aliran darah, hati, ginjal, dan lain-lain yang diinduksi sebelumnya oleh obat-obatan anti kanker dan beberapa toksin (racun). Hal ini dapat dilihat pada beberapa penelitian yang telah dilakukan pada hewan coba, di antaranya adalah salah satu penelitian yang telah dilakukan pada mencit, yang hasilnya menunjukkan bahwa pemberian Habbatus sauda` mencegah penurunan nilai Hb. dan jumlah lekosit pada mencit yang telah menerima cisplatine (salah satu obat anti kanker). Nigella sativa (nama lain dari Habbatus sauda`) bersama dengan cysteine (salah satu asam aminonya), vitamin E dan Cross sativus dapat memproteksi terjadinya beberapa toksisitas (keracunan) pada sistem sirkulasi/aliran darah, hati, dan ginjal yang telah terinduksi oleh cisplatine.
Thymoquinone dan fixed oil (campuran minyak) yang terkandung dalam Habbatus sauda` juga dilaporkan menghambat proses peroksidasi non-enzimatik pada lisosom-lisosom fosfolipid sel otak. Thymoquinone memproteksi sel-sel hepatosit (sel monosit pada organ hati) tikus yang diisolasi terhadap toksisitas yang diinduksi oleh ter-butyl-hydroperoxide. Thymoquinone juga menunjukkan efek proteksi hati (hepatoprotective) mencit terhadap toksisitas yang diinduksi oleh CCl4. El-Dakhakhany, et al., juga telah melaporkan efek proteksi minyak Nigella sativa terhadap CCl4 dan D-galactosamine yang dapat menginduksi terjadinya toksisitas pada tikus. Pada studi ini proteksi terhadap toksisitas hati ditunjukkan dengan terjadinya penurunan aktivitas-aktivitas serum (pada liver function test [LFT]) yang bermakna, seperti penurunan serum-serum alkaline phosphatase, lactate dehydrogenase, malate dehydrogenase, aspartate aminotransferase, alanine aminotransferase, dan lain-lain, dan penurunan glutathione reductase secara bermakna.
Badary, et al., melaporkan adanya efek proteksi thymoquinone terhadap mencit yang menderita Sindrom Fanconi yang telah terinduksi ifosfamide (salah satu obat anti kanker), dan terhadap tikus yang menderita nefropathy (kelainan ginjal) yang telah terinduksi doxorubicine (salah satu obat anti kanker), yang manifestasinya adalah terjadi perbaikan-perbaikan terhadap signs/symptoms yang telah ada (sebelumnya) yaitu fosfaturia (air seni mengandung ion fosfat [PO43-]), glukosuria (air seni mengandung gula/glukosa [C6H12O6]), dan peningkatan creatinine dan ureum secara bermakna, serta terjadinya perbaikan-perbaikan terhadap adanya deplesi glutathione dan akumulasi lipid peroxide pada ginjal sebelumnya secara bermakna.
Burits dan Bucar lebih lanjut melaporkan bahwa minyak Nigella sativa dan 4 zat utamanya (thymoquinone, carvacrol, t-anethol, dan 4-terpineol) memiliki efek anti oksidan (anti radikal bebas) yang ditunjukkan pada beberapa proses pengujian dengan menggunakan chemical assay, di antaranya adalah menggunakan diphenylpicrylhydracyl assay (untuk mengobservasi aktivitas atom H2 [hidrogen] non spesifik dan donasi elektronnya), dan the assay for non-enzymatic peroxidation in liposomes and deoxy-ribose degradation assay (untuk mengobservasi berbagai OH-radical scavenger). Studi mutakhir lainnya yang dilakukan oleh Turkdogan, et al., melaporkan adanya aksi proteksi Nigella sativa terhadap kelinci yang menderita sirosis hepatis (pengecilan hati disebabkan oleh tumbuhnya jaringan fibrosis setelah mengalami penyakit infeksi hati menahun [hepatitis kronis] atau keganasan pada hati) yang telah terinduksi CCl4, dan El-Sherbeny yang juga melaporkan adanya efek proteksi Nigella sativa terhadap aksi genotoxic (penghancuran gen sel tubuh) dari suatu zat toksik 2,4-D-herbisida.
Ekstrak alkohol yang terkandung dalam Nigella sativa juga dilaporkan memiliki efek kombinasi yaitu memampukan Nigella sativa menghasilkan persentase tertinggi penghambatan hydrogen peroxide (H2O2) pada mikrosom sel hati mencit yang telah diterapi lindane. Studi ini juga menunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat lebih memproteksi tubuh manusia terhadap kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh zat-zat oksidatif (radikal bebas) dibanding suplemen-suplemen anti oksidan sintetis lainnya.
Salah satu studi mutakhir terpublikasi lainnya, yang dilakukan oleh Mahmood, MS., et al., di negara Pakistan, tahun 2003, melaporkan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat menurunkan produksi nitric oxide (NO). Studi ini juga mengindikasikan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat menunjukkan efek inhibisi (penghambatan) pada pembentukan NO (salah satu mediator pro-inflamasi/peradangan yang dapat bersifat sebagai radikal bebas [RB]) oleh sel-sel makrofag.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien kanker (sekitar + 20 sampai 30 pasien) yang sedang menjalani khemoterapi dan/atau radiasi (radioterapi), Alhamdulillah, ternyata menunjukkan bahwa dapat mengurangi dan/atau mencegah timbulnya beberapa efek samping akut yang diakibatkan oleh pemberian khemo/radioterapi tersebut secara bermakna tanpa mengurangi dari efektivitas kinerja pengobatan dari khemo/radioterapi tersebut, terutama dapat mengatasi beberapa efek samping berupa penurunan sel darah merah (haemoglobin), sel darah putih (lekosit), dan sel keping pembekuan darah (trombosit), penurunan nafsu makan (anoreksia), tidak bergairah hidup (malaise), perontokan rambut (alopesia), dan lain-lain. Di sisi lain, juga didapatkan data berupa banyak dari pasien-pasien yang sering terpapar zat-zat antioksidan lainnya, seperti asap-asap pabrik, masakan, rokok, pembakaran sampah, dan kendaraan bermotor, mengalami penurunan gejala-gejala klinisnya, seperti penurunan frekuensi batuk, pengeluaran riak/lender dari tenggorokkan, dan perasaan berat (ampek) di sekitar dada secara bermakna . Pengkonsumsian habbatus sauda` (bentuk kapsul)-nya tersebut adalah dengan dosis pemberian 200-300mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut), setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali 1,5-1 sendok teh setelah makan.

b. Efek Habbatus Sauda’ Terhadap Sistem Kardiovaskuler
Pengobatan tradisional di negara Arap saudi, Nigella sativa dalam sediaan tunggal dan/ kombinasi dengan madu dan bawang putih telah dipromosikan untuk pengobatan hipertensi. Salah satu studi pada hewan uji tikus yang dilakukan oleh El-Tahir, et al., melaporkan bahwa Nigella sativa mempunyai efek terhadap sistem kardiovaskuler. thymoquinone dan Volatile oil-nya dapat menghasilkan suatu dosis dependen yang dapat menurunkan tekanan darah arteri dan frekuensi jantung. Efek-efek ini secara bermakna berlawanan dengan beberapa obat seperti atrophine, cyproheptadine, hexamethonium, dan sumsum tulang (spinal pithing). Studi tersebut menunjukkan bahwa efek yang ditimbulkan Nigella sativa dimediasi secara sentral (melalui sistem saraf pusat [otak]), melalui penglibatan 2 reseptor-reseptornya (di otak), yaitu reseptor 5-hydroxytryptaminergic dan muscarinic. Pada studi tersebut juga menunjukkan bahwa pemberian ekstrak minyak Nigella sativa dengan dosis 0,6ml/kg/hari, secara per oral (dengan memasukkan obat ke mulut) akan menimbulkan efek penurunan tekanan darah (tensi) yang sama dengan pemberian nifedipine (salah satu obat anti hipertensi dari golongan kalsium [Ca2+]- blocker) dengan dosis 0,5 mg/kg/hari, secara per oral, dan pemberian furosemide (salah satu obat anti hipertensi dari golongan diuretik) dengan dosis 0,5 mg/kg/hari, secara peroral.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi), penurunan tekanan darah (hipotensi), dan lemah/gagal jantung (dekompensasio kordis), sekitar + 10 sampai 15 pasien). Pada umumnya para pasien yang mengalami hipertensi (mempunyai tensi rerata 160-170/90-100 mmHg. – hipertensi derajat sedang/berat), dan para pasien yang mengalami hipotensi (mempunyai tensi rerata 70-80/50-60 mmHg.), semuanya berumur rerata minimal 50 tahun, telah menjalani pengobatan minimal 1 sampai 2 tahun, dan telah mendapat beberapa pengobatan standar medis terbaik, seperti adalat, lasix, dan lain-lain. Alhamdulillah, dengan pertolongan Alloh dan kesabaran yang dijalani oleh para pasien tersebut dengan menggunakan ketentuan penggunaan Habbatus sauda` dan kaidah pengobatan yang rasional secara syar’iat maupun medis, dalam jangka waktu yang tidak lama (sekitar rerata + 1 sampai 2 minggu), keadaan tekanan (tensi) darahnya dapat distabilkan (menjadi rerata + 120-130/70-80 mmHg.). Sementara untuk para pasien yang menjalani pengobatan Habbatus sauda` pada penyakit lemah/gagal jantung-nya, gejala dan/atau keluhan klinis yang menyertainya, seperti pembengkakan pada kedua tungkai, hipertensi, peningkatan denyut jantung, mudah lelah, sesak nafas, dan lain-lain, alhamdulillah berangsur-angsur menghilang, dimulai dengan menurunnya tensi dan penstabilan denyut jantung, disertai dengan pengisutan pembengkakan pada kedua tungkainya melalui peningkatan frekuensi dan kuantitas pengeluaran air seni rerata minimal terjadi setelah hari ke-2 dan 3 pemberian Habbatus sauda`, dan selanjutnya rerata minimal mulai hari ke-14 keadaan lemah/gagal jantungnya secara klinis berkurang secara bermakna (terjadi penstabilan/penormalan kondisi kinerja jantungnya secara klinis sebesar 70-80%) . Pengkonsumsian habbatus sauda` (bentuk kapsul)-nya tersebut adalah dengan dosis pemberian 80-100mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut), setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali 1,5-1 sendok teh setelah makan.

c. Sebagai Anti Diabetes Mellitus (Penyakit Kencing Manis)
Salah satu studi yang dilakukan oleh Al-Awadi dan Gumma (di institusi kedokteran yang berhubungan dengan diabetes mellitus di negara Kuwait) melaporkan bahwa penggunaan Nigella sativa dikombinasikan dengan beberapa tanaman obat (herbal medicine) lainnya (yang terdiri dari Myrr, Gum Olybanum, Gum Asofoetida, dan Aloe), pada tikus yang menderita diabetes mellitus, dapat menimbulkan efek hipoglikemia (penurunan kadar gula darah) secara bermakna. Dari studi diabetes melitus lainnya menunjukkan bahwa terjadinya efek hipoglikemia pada pemberian Nigella sativa, ditentukan melalui adanya mekanisme aksi dari Nigella sativa yang menghambat terjadinya proses glukoneogenesis (pembentukan glikogen [gula darah] baru dari pemecahan-pemecahan lemak dan protein-protein tubuh) di hati. Volatile oil yang terkandung dalam ekstrak Nigella sativa juga menimbulkan efek hipoglikemia yang bermakna pada hewan-hewan uji kelinci menderita diabetes mellitus dan telah terinduksi oleh aloxan (tanpa adanya efek perubahan pada insulinnya). Pada studi lebih lanjut, Bamosa, et al., melaporkan terjadinya penurunan kadar gula darah pada orang sehat yang menerima Nigella sativa dengan dosis 2x1 gram/hari. Studi paling mutakhir terpublikasi, yang dilakukan pada 55 penderita diabetes mellitus oleh Tissera, MHA., et al., tahun 1998, melaporkan terjadinya penurunan kadar gula darah secara bermakna pada 72,7% dari para penderita diabetes mellitus yang menerima ekstrak minyak Nigella sativa dengan dosis pemberiannya 2 x 1/2 sendok teh (2,5ml)/ hari, secara peroral selama sebulan.
Sementara itu, terdapat juga studi yang pernah dilakukan di Indonesia yaitu studi uji klinis efek hipoglikemia ekstrak jinten hitam (Nigella sativa) pada penderita diabetes mellitus tipe 2, yang dilakukan oleh Ahmad dan Yasin, pada tahun 1998 di SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya – RSUD. Dr. Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur. Studi tersebut dilakukan untuk mencari obat alternatif yang mampu mengendalikan kadar glukosa darah dengan menggunakan tanaman tradisional, dan untuk membuktikan efek hipoglikemik ekstrak jinten hitam (Nigella sativa) pada penderita diabetes mellitus tupe 2. Disain studi ini adalah uji klinis fase 2, open-lable, dengan jumlah subyek uji sebanyak 5 orang penderita diabetes mellitus tipe 2 yang menerima pengobatan ekstrak Nigella sativa (berasal dari Yayasan Achmad Ismail, Jeddah, Arab Saudi) dalam bentuk sediaan larutan suspensi (sediaan minyak yang dikemas dalam botol bermerk “UNTA”) dengan dosis pemberian 60 ml. secara per oral (dimasukan ke tubuh melalui mulut) setiap hari, dalam waktu 4 bulan. Hasil yang didapat dari studi ini adalah pemberian ekstrak Nigella sativa (sediaan larutan tersuspensi) pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan dosis pemberian 60 ml setiap hari secara bermakna dapat menurunkan kadar gula darah (efek hipoglikemik) pada menit ke-90 dan ke-150 (p<0,05 [p=0,035 dan 0,026]) setelah dimasukkan ke tubuh secara per oral, sedangkan pada menit ke-30 setelah penerimaan ekstrak tersebut tidak memberikan nilai yang bermakna (p>0,05 [p=0,180]). Kemudian dari sisi keamanan (safety) dari pemberian ekstrak tersebut selama masa studi tidak ditemukan adanya keluhan atau efek samping obat (adverse event drugs) yang bermakna pada semua subyek ujinya. Selanjutnya hasil studi tersebut dapat disimpulkan bahwa efek kerja (efficacy) dari ekstrak jinten hitam (Nigella sativa) belum nampak jelas pada menit ke-30 pasca pemberiannya, namun demikian efek kerjanya mulai jelas terlihat setelah menit ke-90 pasca pemberiannya, dan efek kerjanya semakin jelas dan meningkat setelah menit ke-150 pasca pemberiannya. Mekanisme hipoglikemia yang terjadi selama masa studi tersebut masih diperkirakan pada beberapa aspek yaitu, menurunkan angka glukoneogenesis , meningkatkan glikosis di jaringan perifer, menghambat pengeluaran hormon kontra regulator, meningkatkan sekresi insulin, meningkatkan sensitifitas insulin pada sel-sel otot dan/ hati, dan menghambat proses absorbsi (penyerapan) glukosa di usus.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien kencing manis/diabetes mellitus kronis (sekitar + 5 sampai 10 pasien) yang menerima habbatus sauda`, alhamdulillah, dari pasien yang telah divonis dokter dengan komplikasi sistemik (menyeluruh ke seluruh tubuhnya), dengan adanya borok sangat berbau (ulkus gangren diabetes melitus), kelainan nyeri dada (ischemic heart disease) dan stroke ringan-sedang, serta pengobatan rutinnya dengan insulin, sampai pasien diabetes mellitus berderajat ringan-sedang, dapat distabilkan/dinormalkan kadar gula darahnya, rerata minimal setelah pengkonsumsian habbatus sauda` (bentuk kapsul)-nya 1,5 sampai 2 bulan, dengan dosis pemberian 200-300mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut), setelah makan, dan juga dikombinasi dengan minyak zaitun cair dengan dosis 3 kali 1,5-1 sendok the setelah makan .




d. Sebagai Anti Kolesterol
Mekanisme anti kolesterol yang dihasilkan Nigella sativa sama seperti yang telah dijelaskan pada studi-studi mekanisme Nigella sativa sebagai anti oksidan, yang secara umum berperan dalam penghambatan terjadinya proses peroksidase lipid non enzimatik sel dan sebagainya. Salah satu studi paling mutakhir terpublikasi, yang dilakukan pada 17 penderita dislipidemia (kelainan kadar-kadar kolesterol, trigliseride, HDL, dan LDL dalam darah), berusia 40 sampai 70 tahun, oleh Tissera, MHA, et al., tahun 1997, melaporkan terjadinya penurunan kadar-kadar kolesterol total, LDL, dan trigliseride, dan peningkatan kadar HDL secara bermakna pada para penderita dislipidemia yang menerima ekstrak minyak Nigella sativa dengan dosis pemberiannya 2 x 1/2 sendok teh (2,5ml)/ hari, secara peroral selama sebulan.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien berpenyakit kelainan kadar kolesterol darah/dislipidemia, baik peningkatan trigliserida, kilomikron, dan LDL (sekitar + 5 sampai 7 pasien), alhamdulillah dapat distabilkan semuanya rerata minimal setelah menjalani pengobatan selama 1,5-2 bulan . Pengkonsumsian habbatus sauda` (bentuk kapsul)-nya tersebut adalah dengan dosis pemberian 100-200mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut), setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun cair dengan dosis 3 kali 1,5-1 sendok the setelah makan.

e. Sebagai BRM dan Anti Kanker
Beberapa studi mutakhir melaporkan bahwa BRM (biological response modifier) dapat meningkatkan imunitas (jumlah sel darah putih dan proliferasi [pematangan] sel limfosit), hasil kemoterapi (terapi kimia untuk pengobatan kanker, seperti: cyclosphosphamide), dan terapi adjuvan (tambahan) pada hepatokarsinoma [kanker hati] (seperti: fluouracyl), serta menghambat penurunan sel darah putih akibat pemberian kemoterapi (sebelumnya), penyebaran dan pertumbuhan kanker. Biological response modifier (BRM) juga dilaporkan aman untuk penggunaan jangka panjang. Hasil studi-studi lainnya juga melaporkan bahwa BRM menunjukkan efek cytotoxic terhadap cell line kanker manusia, anti kanker hati, imunomodulasi (peningkatan fungsi sel-sel limfosit T dan B, sel NK [natural killer], sel makrofage, sel CTL, produksi IL-2 dan 3, TNF-4, dan menghambat apoptosis [program pematian sel terprogram] secara spontan pada sel timus normal). Studi mutakhir mengenai BRM yang dilakukan secara in vitro oleh Effendy, S., dan Reksodiputro, AH., di jakarta tahun 2000, melaporkan bahwa ekstrak ethanol dapat menginduksi apoptosis baik terhadap sel limfoid maupun sel kanker leukemia (non specific cells), BRM dapat memacu apoptosis selektif pada sel-sel kanker (mieloid) sampai dengan 52%, BRM dapat meningkatkan viabilitas (pengaktivan) sel-sel imun – effector (limfoid) sampai dengan 72%, BRM dengan ethanol dapat meningkatkan efek potensiasi (penguatan) apoptosis terhadap sel kanker leukemia (salah satu kanker ganas sel darah putih), dan BRM dapat menimbulkan efek apoptosis pada sel kanker leukemia melalui jalur yang lebih spesifik dari pada sifat umum jalur apoptosis yang dapat ditimbulkan oleh ethanol. Studi BRM mutakhir lainnya yang dilakukan oleh Sajuthi, D., et al., yang dilakukan di Bogor, tahun 2002, juga melaporkan bahwa peningkatan dosis BRM dapat menunjukkan peningkatan efektivitas penghambatan pertumbuhan sel-sel tumor dan kanker, melalui mekanisme kerja yang sinergis antara stimulasi sistem imun dan penghambatan aktivitas proses pembelahan sel-sel tumor/kanker dan peningkatan apoptosis sel tumor.
Ekstrak Nigella sativa dianggap suatu BRM (biological response modifier) karena banyak studi-studi mutakhir yang menunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa sangat toksik (beracun) terhadap pertumbuhan dan perkembangan sel-sel kanker (cytotoxic). Dari studi-studi tersebut ternyata zat-zat aktif utama dari ekstrak Nigella sativa (thymoquinone dan dithymoquinone) dapat menghambat sel-sel tumor dan kanker, walaupun sel-sel ini telah resisten (kebal) terhadap pengobatan anti kanker sebelumnya, seperti cisplatine dan doxorubicine.
Studi mengenai aktivitas anti kanker dari ekstrak Nigella sativa pertama kali dilakukan oleh El-Kadi dan Kandil, yang melaporkan bahwa pemberian ekstrak Nigella sativa akan memperkuat aktivitas sel-sel natural killer (NK) sebesar + 200-300% pada pasien-pasien yang menderita kanker dan sudah menjalani program pengobatan imunoterapi (salah satu jenis pengobatan kanker). Studi lainnya yang dilakukan pada kasus-kasus keganasan secara topikal (jaringan kulit), pada hewan uji tikus, menunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa (yang dikombinasikan dengan Crocus sativus) dapat menghambat 2 tingkat fase pertumbuhan dan perkembangan (fase inisiasi dan fase promosi) sel-sel kanker kulit (papiloma dan skin carcinoma formations). Pada studi ini juga menunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat menghambat terjadinya aktivitas 20-methylcholantrene yang diinduksi oleh kanker ganas jaringan lunak Sarkoma. Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa mengandung asam-asam lemak yang secara in vitro (eksperimen dari jaringan uji) dapat menimbulkan efek aktivasi cytotoxic (penghancuran sel-sel kanker) sebesar 50% terhadap kanker-kanker hati (Ehrilch ascites carcinoma [EAC]), Dalton’s lymphoma ascites (DLA), dan sel kanker ganas Sarkoma-180, dan secara in vivo (eksperimen dari hewan uji) pada tikus, dapat menghambat perkembangan EAC secara sempurna.
Thymoquinone dan dithymoquinone (suatu zat aktif yang terkandung dalam Nigella sativa) memiliki efek cytotoxic lebih baik terhadap pertumbuhan sel-sel tumor/kanker yang telah 10 kali resisten (kebal) terhadap pemberian obat-obatan kanker doxorubicine dan etoposide. Pada studi lainnya, yang dilakukan pada tikus betina Swiss, menunjukkan bahwa thymoquinone menurunkan insidens (angka kejadian) dan multiplicity (pelipatgandaan) aktivitas benzo--pyrene dan 20-methylcholanthrene yang terinduksi oleh sel-sel kanker ganas fibrosarkoma yang terjadi, sampai dengan 70%. Pada studi lainnya, fraksi kromatografi kolum ethyl-acetat (CC-5) pada ekstrak etanol Nigella sativa juga menunjukkan efek cytotoxic terhadap pertumbuhan beberapa sel-sel kanker yang berbeda, seperti Hep.G2, Molt4, dan Lewis lung carcinoma (salah satu jenis kanker paru-paru). Pada studi selanjutnya dilaporkan bahwa CC-5 dan -hedrine (AH) yang terkandung dalam ekstrak Nigella sativa menghasilkan suatu dosis dependen yang dapat menghambat laju pertumbuhan sel-sel tumor/kanker dan sebanding dengan penggunaan anti kanker cyclophosphamide (salah satu obat anti kanker).
Studi-studi mutakhir terpublikasi mengenai efek Nigella sativa, melaporkan bahwa ekstrak Nigella sativa (terutama zat-zat aktifnya seperti thymoquinone) memiliki banyak khasiat penghambatan dan pematian terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan sel-sel kanker pada tubuh manusia, yang di antaranya dapat berfungsi sebagai potential chemopreventive, cytotoxic, anti angiogenic activity (aktivitas pertumbuhan faktor-faktor pembentukan formasi pembuluh-pembuluh darah baru pada proses keganasan/kanker), dan anti hipoksia-induced angiogenesis [HIF-1] (pada para pasien yang menderita kanker-kanker payudara, kolon [usus besar],dan prostat), dan pencetus apoptosis (pematian sel-sel kanker secara terprogram) (pada pasien-pasien yang menderita kanker colorectal [usus besar]).
Beberapa studi paling mutakhir terpublikasi juga telah dilakukan oleh Norwood dan Farah. Norwood, et al., pada tahun 2006 telah melakukan studi klinis secara invitro yang bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan mekanisme aksi dari beberapa antioksidan (scavenger of ROS ) yang dapat berperan sebagai agent kemoterapi , yaitu thymoquinone (Nigella sativa), Epigallocatechin-3-gallate - EGCG (green tea), dan 5-fluorouracil (5-FU), serta mengevaluasi dosis efektif dari ke-3 antioksidan tersebut dalam pengobatan kanker kolon (usus besar). Hasil studi ini menunjukkan bahwa ke-3 antioksidan tersebut dapat menimbulkan aksi peningkatan apoptosis (penghancuran sel kanker) dimulai sejak 24, 48, dan 72 jam setelah pemberian dan faktanya mula kerja dari ke-2 antioksidan tersebut (thymoquinone dan EGCG) hampir sama dengan 5-FU. Adanya data ini dapat dijadikan sebagai suatu kesimpulan bahwa thymoquinone (Nigella sativa) dan EGCG (green tea) secara invitro dapat berperan sebagai suatu agent kemoterapi seperti agent kemoterapi lainnya yang sudah standar (yaitu 5-FU) pada pengobatan kanker kolon. Sebelumnya Farah, et al., pada tahun 2005 juga telah melakukan studi klinis secara invitro yang bertujuan untuk menentukan perbandingan aspek kemanfaatan (efficacy aspect) dan aspek keamanan (safety aspect) thymoquinone (Black Seed) dengan Vitamin E terhadap dampak metabolisme tingkat sel dari sel A549 (MDA) yang dikultur selama 24, 48, dan 72 jam. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa thymoquinone secara bermakna menurunkan level MDA selama masa studi, sebaliknya vitamin E menimbulkan efek toksisitas (pengracunan) dan kerusakan sel A549 tersebut lebih besar dibanding efek proteksi selnya. Data lainnya yang didapat adalah 24 jam setelah pemberian thymoquinone (terhadap sel A549 tersebut) menunjukkan adanya aktivitas perbaikan/pemulihan (berupa sintesis protein) metabolisme tingkat sel tertinggi dibanding vitamin E. Setelah 72 jam pemberian thymoquinone aktivitas pemulihan metabolisme tingkat sel ini mulai mengalami penurunan sampai tingkat terendah, begitu juga dengan pemberian vitamin E. Kemudian jumlah sel yang mengalami kerusakan atau kelainan perkembangan (akibat terjadinya metabolisme sel A549 tersebut), juga mengalami penurunan secara bermakna setelah 24 jam pemberian thymoquinone dan masih terus mengalami penurunan yang bermakna selama masa studi tersebut, dibanding dengan pemberian vitamin E. Adanya data ini dapat dijadikan sebagai suatu kesimpulan bahwa thymoquinone (Black Seed) memiliki efektivitas yang sangat besar terhadap viabilitas (keutuhan/kehidupan) dan fungsi suatu sel.
Studi-studi mutakhir lainnya juga menunjukkan bahwa thymoquinone (salah satu zat aktif dari ekstrak Nigella sativa) juga dapat mencegah beberapa efek samping (keracunan) yang ditimbulkan dari pengobatan-pengobatan kanker terhadap tubuh, seperti CCl4 (toksik pada hati dan ginjal) dan lain-lain.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien yang mengalami kanker leukemia, tumor payudara, dan peningkatan kadar hiperbilirubin akibat penyakit hati/sirosis hepatis (sekitar + 5 pasien), alhamdulillah, 1 pasien mengalami penurunan kadar bilirubin secara bermakna (dari 11 menjadi 2-3 skala laborotorium standar) dalam waktu 3 hari, 3 pasien mengalami penurunan angka lekosit (dari 145 ribu menjadi 5-7 ribu skala laboratorium standar) dalam waktu rerata minimal 1 bulan (tanpa menggunakan khemoterapi), dan 1 pasien mengalami penghilangan tumor payudara (berdasarkan pemeriksaan klinis spesialis bedah dan pemeriksaan ct-scan dan pencitraan standar lainnya) . Pengkonsumsian habbatus sauda` (bentuk kapsul)-nya tersebut adalah dengan dosis pemberian 100-200mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut), setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali 1 sendok teh setelah makan.

f. Efek Habbatus Sauda` Terhadap Sistem Imunitas Tubuh
Beberapa studi telah dilakukan untuk meneliti dan mengevaluasi efektivitas ekstrak Nigella sativa pada sistem imun (kekebalan) tubuh manusia dan hasilnya membuktikan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat merangsang dan memperkuat sistem kekebalan tubuh manusia melalui peningkatan jumlah, mutu, dan aktivitas sel-sel kekebalan tubuh manusia secara bermakna. Salah satu studi yang dilakukan oleh El-Kadi dan Kandil melaporkan bahwa efek Nigella sativa terhadap sistem imun tubuh setelah diberikan pada orang sehat dengan dosis 2x1 gram/hari, ternyata dapat memperkuat fungsi-fungsi imun tubuh, yang manifestasinya ditunjukkan dengan terjadinya perbaikan/peningkatan rasio sel (limfosit) T helper (Th-4) dan sel (limfosit) T suppressor (Ts-8) dan aktivitas sel natural killer (NK), namun demikian terdapat penurunan pada beberapa kadar imunoglobulin/antibodi (seperti: IgA, IgG, dan IgM). Studi lebih lanjut yang dilakukan oleh Haq, et al., melaporkan bahwa efek ekstrak Nigella sativa dapat memperkuat produksi interleukin-3 (IL-3) pada sel-sel limfosit manusia dan meningkatkan interleukin-1 beta (IL-1) yang dihasilkan pada sel-sel makrofag tubuh.
Studi lainnya pada kultur sel-sel limfosit, yang dilakukan juga oleh Haq, et al., melaporkan bahwa ekstrak Nigella sativa dan protein-protein yang terkandung di dalamnya dapat menghasilkan efek stimulator pada sistem imun tubuh yang sebanding dengan efek supressornya. Efek stimulator tersebut ditunjukkan dengan adanya protein-protein (P1 dan P2) dari ekstrak Nigella sativa yang terfraksinasi (fractionated Proteins), yang menghasilkan efektivitas maksimum pada kadar 10 g/ml, dan produksi TNF- (tumour necrotizing factors-), baik pada sel-sel yang telah dan yang belum teraktivasi oleh mitogen (yang dapat menimbulkan mitosis/pembelahan sel). Sedangkan efek supressor dari ekstrak Nigella sativa tersebut ditunjukkan dengan terjadinya aktivasi sel-sel limfosit akibat adanya poked-weed mitogen (salah satu jenis zat yang bersifat mitogen). Studi tersebut juga melaporkan bahwa dari media kulturnya (yang terdiri dari sel-sel mononuclear [seperti: makrofage dan limfosit] yang non aktif pada darah perifer), ditunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat memproduksi banyak sekali sel-sel IL-1 (dengan tidak menunjukkan efek sekresi [pengeluaran] IL-4).
Studi lainnya yang dilakukan melalui pengamatan terhadap fraksi (bagian) kromatografi ethyl-acetate ekstrak etanol Nigella sativa juga telah dilaporkan bahwa ekstrak Nigella sativa tersebut dapat memperkuat respons imun (kekebalan) sel tubuh manusia.
Studi-studi mutakhir lainnya melaporkan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat menghasilkan efek penghambatan pada aktivitas virus HIV [human imunodeficiency virus] yang dapat menyebabkan penyakit AIDs [acquired imunodeficiency syndrome] (walaupun mekanisme yang mendasarinya belum bisa diidentifikasikan lebih lanjut), menyembuhkan penyakit-penyakit alergi dan asma bronkial (melalui mekanisme-mekanisme penstimulasian sel-sel limfosit helper-1 [Th-1] dan penghentian proses peradangan yang ditimbulkan oleh sel-sel eosinofil secara selektif pada aliran darah dan dinding saluran nafas), dan menyembuhkan penyakit-penyakit infeksi virus (seperti: flu, cacar, herpes, dan lain-lain), infeksi saluran kemih (akut dan kronis/kambuhan), penyakit peradangan pada pelvis/rongga panggul (neuroimunune apendicitis, Crohn’s disease [inflamatory bowel syndrome], dan kanker usus besar), dan cerebral facial palsy [kelumpuhan pada persarafan muka akibat peradangan atau infeksi] (melalui mekanisme penstimulasian BCG-like Th-1).
Salah satu studi paling mutakhir terpublikasi, yang dilakukan pada 152 pasien yang menderita penyakit-penyaki alergi (rhinitis alergica [pilek, hidung tersumbat, dan bersin-bersin], asma bronkial, dan dermatitis kontak alergi [eksim atopik pada kulit]) oleh Kalus, U., et al., yang dilakukan di negara Jerman, tahun 2003, melaporkan bahwa ekstrak Nigella sativa yang diberikan dalam bentuk kapsul dengan dosis 40-80 mg/kg/hari, secara per oral, dapat menurunkan kepekaan individu terhadap rangsang alergi (yang ditunjukkan dengan terjadinya penurunan nilai-nilai dari suatu skala yang mengukur kepekaan terhadap alergen, yaitu subjective severity of target symptoms), dan terbukti dapat digunakan sebagai terapi adjuvant (tambahan) untuk penyakit-penyakit alergi tersebut.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien yang mengalami penurunan daya tahan tubuh, terutama pasien-pasien kanker yang sedang menjalani khemo/radioterapi (sekitar + 20 sampai 30 pasien) dengan pengkonsumsian habbatus sauda` (bentuk kapsul)-nya tersebut adalah dengan dosis pemberian 200-300mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut), setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali 1 sendok teh setelah makan .

g. Sebagai Anti Peradangan dan Anti Nyeri
Banyak studi yang telah dilakukan untuk meneliti dan mengevaluasi efektivitas ekstrak Nigella sativa sebagai anti inflamasi/peradangan dan anti nyeri (analgesia), dan hasilnya membuktikan bahwa nigellone (suatu polimer karbonil dari thymoquinone, dithymoquinone, dan thymohidroquinone [zat-zat aktif yang terkandung dalam ekstrak Nigella sativa]), dapat berfungsi sebagai fasilitas anti-inflamasi dan zat yang dapat diharapkan untuk pencegahan dan pengontrolan pada penyakit-penyakit asma bronkial dan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi alergi. Di negara Arab Saudi dan negara-negara tetangganya, ekstrak minyak Nigella sativa telah digunakan sebagai obat anti asma bronkial. Indikasi ini juga bersamaan dengan penggunaannya sebagai pengobatan topikal (pengobatan melalui jaringan kulit) untuk mengatasi keluhan nyeri dan kekakuan pada sendi-sendi tulang tubuh.
Salah satu studi yang dilakukan pada hewan uji tikus oleh Houghton, et al., melaporkan bahwa ekstrak minyak Nigella sativa (dengan zat aktifnya [thymoquinone]) dapat menghambat aktivitas jalur cyclooxygenase (COX) dan 5-lipooxygenase (5-LOX) dari metabolisme arakhidonat sel-sel lekosit peritonealnya, yang ditunjukkan melalui mekanisme penghambatan dosis dependen formasi tromboksan B2 (Tx-B2) dan leukotriens B4 (LTs-B4). Studi ini kemudian dilanjutkan oleh Mutabagani dan El-Mahdi, dan Al-Ghamdi, yang memperkuat hasil studinya bahwa ekstrak minyak Nigella sativa memang dapat menghambat aktivitas jalur COX dan 5-LOX dari metabolisme arakhidonatnya tersebut, dan hasilnya relatif sebanding dengan efek dari penggunaan indometacine dan aspirine (keduanya termasuk obat anti inflamasi non steroid [OAINS]).
Menurut Houghton, et al., dalam salah satu studinya menyatakan bahwa mekanisme anti inflamasi dari ekstrak minyak Nigella sativa berhubungan dengan penghambatan pada sintesis (pembentukan zat) eicosanoid, sedangkan mekanisme anti nyeri (analgesia) dari ekstrak minyak Nigella sativa berhubungan dengan aktivasi reseptor opiat di sistem saraf pusat (otak), yaitu reseptor-reseptor supraspinal mu 1 [1] (yang dapat menimbulkan efek-efek analgesia [penghilang rasa nyeri], euforia [rasa senang hati/gembira], dan hipotermia [penurunan suhu]) dan kappa-opioid (yang dapat menimbulkan efek-efek spinal analgesia, depresi [menurunkan frekuensi] napas, miosis [mengecilkan bola mata/pupil], dan hipotermia), yang mana aktivasi ini dapat diperoleh dari efek antinosiseptif ekstrak minyak Nigella sativa, dan juga dari efek-efek antagonis pada obat-obatan naloxone, naloxonazine dan nor-binaltorphimine.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien (sekitar + 20 sampai 30 pasien) yang mengalami pegal linu (myalgia) dan rematik (rheumatoid arthritis), alhamdulillah mengalami penyembuhan rerata minimal setelah penggunaan selama 3-4 minggu . Pengkonsumsian habbatus sauda` (bentuk kapsul)-nya tersebut adalah dengan dosis pemberian 80-100mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut), setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali 1,5-1 sendok teh setelah makan.

h. Sebagai Anti Histamin
Studi mengenai efek anti histamin pertama kali dilakukan oleh El-Dakhakhany, yang melaporkan bahwa thymoquinone (salah satu zat aktif dari ekstrak Nigella sativa) dapat menghentikan proses bronchospasme (penyempitan saluran napas) yang telah terinduksi oleh histamin pada musang. Hasil studi lainnya yang dilakukan secara in vitro oleh Chakarvati, menunjukkan bahwa nigellone (salah satu polimer karbonil thymoquinone) secara efektif dapat melepaskan histamin dari sel-sel mast (basofil) darah melalui penurunan kadar kalsium (Ca2+) intrasel dan penghambatan aktivitas protein kinase C.
Penulis mendapatkan suatu data dari hasil studi ilmiah terbaru berdasarkan penelitian mutakhir pada tahun 2008 yang dilakukan oleh Arantrinita di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret – Surakarta, yang menunjukkan bahwa pemberian Habbatus sauda` (minyak jinten hitam) dengan dosis 30 l/20 g berat badan pada seekor mencit per hari terbukti dapat menurunkan angka limfosit CD4+ bronkus mencit Balb/C model alergi inflamasi.
Hasil dari studi-studi tersebut juga menunjukkan bahwa efek-efek yang dapat ditimbulkan tersebut, bersamaan dengan efek-efek anti inflamasi dan analgesia, dapat mendukung penggunaan ekstrak Nigella sativa untuk pengobatan penyakit-penyakit eksim (dermatitis kontak alergi), asma bronkial, akibat sengatan kala jengking dan laba-laba, dan akibat gigitan kucing, anjing dan ular.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei penyembuhan pasien-pasien yang mengalami batuk-pilek alergi dan biduran/urtikaria (sekitar + 40 sampai 50 pasien), alhamdulillah, setelah 1 kali 24 jam mengkonsumsi habbatus sauda` . Pengkonsumsian habbatus sauda` (bentuk kapsul)-nya tersebut adalah dengan dosis pemberian 80-100mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut), setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali 1,5-1 sendok teh setelah makan.

i. Sebagai Obat Penyakit Asma Bronkial
Seperti yang telah diutarakan sebelumnya bahwa di negara Arab Saudi dan negara-negara tetangganya, ekstrak minyak Nigella sativa telah digunakan sebagai obat anti asma bronkial. Hasil dari beberapa studi menunjukkan bahwa nigellone (sebagai suatu polimer dari thymoquinone) terbukti berperan sebagai suatu zat propilaksis (pencegahan) dan pengobatan yang terbaik untuk penyakit-penyakit asma bronkial dan bronkitis asmatis, dan ternyata penggunaannya lebih efektif diberikan pada penderita anak-anak dibanding pada penderita dewasa.
Hasil studi lainnya yang dilakukan pada hewan uji tikus oleh El-Tahir, et al., menunjukkan bahwa ekstrak minyak Nigella sativa secara sentral dapat memperbaiki pernapasan dan tekanan intra trakea (saluran napas), yang mana efek ini hampir sama dengan efek yang ditimbulkan oleh indometacine, hidrokortisone, dan diethyl carbamazine (obat-obatan anti inflamasi/peradangan) dan berlawanan dengan efek yang ditimbulkan oleh mepyramic, atropine, dan reserpine.
Hasil studi mutakhir terpublikasi yang dilakukan oleh Aqel, MB., dan Smith, LJ., juga melaporkan bahwa mekanisme ekstrak Nigella sativa dan tanaman obat-obatan (herbal medicines) lainnya untuk penyembuhan penyakit asma bronkial, ditunjukkan melalui penghambatan aktivitas jalur cyclooxygenase (COX) dan lipooxygenase (LOX) dari metabolisme arakhidonat dan leukotriens [LTs] (merupakan salah satu zat biokimia yang memprovokasi terjadinya proses inflamasi dan penyempitan pada saluran napas [yang kekuatannya 1000 kali zat histamine]), dan pelepasan zat-zat histamine dari sel-sel mast (basofil) darah secara poten (kuat).
Penulis mendapatkan suatu data dari hasil studi ilmiah terbaru berdasarkan penelitian mutakhir pada tahun 2008 yang dilakukan oleh Arantrinita di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret – Surakarta, yang menunjukkan bahwa pemberian Habbatus sauda` (minyak jinten hitam) dengan dosis 30 l/20 g berat badan pada seekor mencit per hari terbukti dapat menurunkan angka limfosit CD4+ bronkus mencit Balb/C model alergi inflamasi.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien asma bronkial (sekitar + 6 sampai 7 pasien) alhamdulillah mengalami perbaikan yang bermakna dalam waktu 1 kali 24 jam setelah pemberian habbatus sauda`-nya . Pengkonsumsian habbatus sauda` (bentuk kapsul)-nya tersebut adalah dengan dosis pemberian 80-100mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut), setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali 1,5-1 sendok teh setelah makan.

j. Sebagai Anti Infeksi (Bakteri, Virus dan Parasit)
Studi yang pertama kali dilakukan adalah studi yang dilakukan oleh Topozada, et al., dan dilanjutkan oleh El-Fatatry, melaporkan bahwa fraksi fenol dan volatile oil dari ekstrak minyak Nigella sativa dapat meningkatkan aktivitas sistem imun tubuh untuk membunuh kuman-kuman (bakteri) gram positif. Hasil studi lainnya yang dilakukan oleh Hanafi dan hatem, melaporkan bahwa diethyl ether dari ekstrak Nigella sativa dapat menghambat dan menghentikan aktivitas dan kehidupan bakteri-bakteri gram positif (seperti bakteri Staphylococcus aureus) dan gram negatif (seperti bakteri Pseudomonas aeroginosa dan Escherichia coli), dan menunjukkan efek sinergistik (saling memperkuat efektivitas) terhadap obat-obatan antibiotik lainnya, seperti spectinomycine, erythromycine, tobramycine, doxycycline, chloramphenicol, nalidixic acid, ampicillin, lincomycine, dan co-trimoxazole. Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas dan kehidupan dari Candida albicans (salah satu jenis jamur). Pada studi terbaru ternyata ditunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat berperan baik pada pengobatan bakteri-bakteri gram positif dan negatif yang telah resisten terhadap pengobatan multi antibiotik sebelumnya.
Studi lainnya yang dilakukan pada hewan uji tikus oleh salem, ML., dan Hossain, MS., melaporkan bahwa ekstrak Nigella sativa secara menyolok menghambat dan mematikan aktivitas virus (cytomegalovirus) yang ada di dalam limpa dan hati, melalui mekanisme peningkatan produksi dan fungsi dari sel interferon gamma (IFN-).
Studi lainnya yang dilakukan oleh Akhtar dan Riffat, dan Agarwal, R, et al., melaporkan bahwa ekstrak Nigella sativa dan fraksi akohol yang terkandung di dalamnya, dapat menurunkan persentase jumlah telur-telur cacing (seperti: earth worms [pheritima posthuma, Ascaria lumbricoides, Ankylostoma duodenale, Necator americanus, dan Oxyuris oxyuria], tapeworms [Taenia sollium], hookworms [Bunostomum trigonocephalum], dan nodular worms [Oeshophagostomum colombionum]) dalam feses anak-anak penderita kecacingan, saat diberikan secara per oral dengan dosis 1 ml/kg (dalam sediaan ekstrak minyal menthol) dan 200 mg/kg (dalam sediaan serbuk), yang sebanding dengan pemberian obat-obat cacing lainnya, seperti: netobimine (20 mg/kg) dan piperazine (upixone). Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat mencegah terjadinya kerusakan hati akibat infeksi dari cacing Schistosoma mansoni.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien (sekitar + 10 sampai 20 pasien) yang berpenyakit ISPA/influenza dan 1 berpenyakit TBC (tuberculosis) paru-paru . Pengkonsumsian habbatus sauda` (bentuk kapsul)-nya tersebut adalah dengan dosis pemberian 80-100mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut) untuk influenza/ISPA atau 100-200mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut) untuk TBC, setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali 1,5-1 sendok teh setelah makan.

k. Sebagai Anti Panik (Anxietas) dan Depresi
Studi mutakhir terpublikasi pada hewan uji mencit, yang dilakukan oleh Parvahdeh, S., dan Hosseinzadeh, H., yang dilakukan pada tahun 2003, melaporkan bahwa thymoquinone yang diberikan dengan dosis 80mg/kg/hari, secara per oral, tidak menimbulkan efek hipnotik tetapi akan menimbulkan relaksasi otot, sedangkan pemberian dengan dosis 1-2 mg/kg/hari, secara per oral, dapat menekan aktivitas lokomotor pada sistem saraf pusat dan perilaku yang berhubungan dengannya. Hasil studi ini menunjukkan bahwa thymoquinone dapat berperan sebagai obat anti panik (anti anxietas) melalui mekanisme-mekanisme perelaksasian otot (perangsangan pada reseptor gamma [], yang dapat menimbulkan efek penghambatan aktivitas sel-sel otot) dan penurunan aktivitas lokomotor pada sistem saraf pusat.
Hasil studi terpublikasi paling mutakhir yang dilakukan oleh Al-Naggar, TB., et al., di negara Spanyol pada tahun 2003, menunjukkan bahwa ekstrak metanol yang terkandung dalam Nigella sativa juga dapat mempengaruhi aktivitas sistem saraf pusat dan menimbulkan efek anti depresi yang poten (kuat) terhadap tubuh manusia.

l. Efek Habbatus Sauda` Terhadap Sistem Saluran Pencernaan
Studi-studi yang dilakukan di negara Yunani telah melaporkan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat digunakan untuk penyembuhan sakit perut dan berfungsi sebagai zat-zat yang dapat memperlancar pencernaan, pencahar, dan anti jaundice (gangguan pada saluran empedu hati). Studi lainnya yang dilakukan pada hewan uji musang oleh Chopra, et al., melaporkan bahwa serbuk ekstrak Nigella sativa yang diberikan secara per oral dapat mempermudah pengeluaran gas flatus (kentut) dari dalam tubuh, sedangkan nigellone (salah satu polimer karbonil thymoquinone) dapat berfungsi sebagai antagonis (penghambat) aktivasi terjadinya kontraksi pada saluran pencernaan yang telah terinduksi oleh zat histamine.
Studi lainnya yang dilakukan pada hewan uji tikus oleh El-Dakhakhani, et al., melaporkan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat menurunkan sekresi (pengeluaran) gastrin (salah satu hormon eksokrin tubuh di organ lambung dan usus halus) dan menyembuhkan ulkus (perlukaan/borok) pada lambungnya. Hasil dari studi ini juga menunjukkan bahwa pemberian Nigella sativa dapat melindungi dinding lambung dan saluran pencernaan terhadap terjadinya ulkus sampai dengan 53,56%, dengan cara meningkatkan kadar musin (salah satu hormon eksokrin tubuh di organ lambung dan usus halus) dan glutathione (salah satu zat anti oksidan yang dapat memperbaiki kondisi sel-sel lambung dan saluran pencernaan), serta menurunkan kadar zat histamine (yang terkandung dan disekresi lambung dan saluran pencernaan) dan formasi pembentukan ulkus di organ-organ tersebut. Studi mutakhir lainnya yang dilakukan pada hewan uji kelinci, melaporkan bahwa ekstrak Nigella sativa, pada dosis 0,1-3 mg/ml, dapat menunjukkan efek perelaksasian otot-otot polos dinding saluran pencernaan secara spontan, dan efek penghambatan kontraksi otot-otot polos tersebut yang telah terinduksi oleh ion kalium (K+), yang terjadi melalui mekanisme calcium channel blokade (penutupan pintu masuk ion kalsium [Ca2+]) pada sel-sel saluran pencernaan.

m. Efek Habbatus Sauda` Terhadap Sistem Perdarahan
Di Kuwait, ekstrak Nigella sativa dan lemak alami digunakan untuk pengobatan epistaksis (perdarahan dari hidung). Studi yang dilakukan pada hewan uji tikus oleh Ghoneim, et al., di negara Kuwait pada tahun 1983, melaporkan bahwa minyak-minyak yang terkandung dalam ekstrak Nigella sativa secara bermakna dapat memperpendek (mempercepat) terjadinya proses perdarahan (ditunjukkan dengan nilai indikator waktu perdarahan [bleeding time-BT] yang rendah), dan terjadinya pembekuan darah (ditunjukkan dengan nilai indikator waktu pembekuan darah [clotting time-CT] yang rendah).
Salah satu studi mutakhir terpublikasi, yang dilakukan pada pasien, oleh Tissera, MHA, et al., tahun 2001, melaporkan terjadinya peningkatan kadar Hb. (haemoglobine) dan sel darah merah (eritrosit) secara bermakna pada para pasien yang menderita anemia defisiensi, anemia karena gangguan pada sumsum tulang belakang, dan anemia karena kehamilan, yang menerima ekstrak minyak Nigella sativa dengan dosis pemberiannya 2 x 1/2 sendok teh (2,5ml)/ hari, secara peroral selama 2 bulan.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien kanker (sekitar + 10 pasien) yang berpenyakit perdarahan pasca persalinan, kurang darah (anemia) dalam kehamilan/persalinan, mual-muntah dalam kehamilan (hiperemesis gravidarum), ASI terhambat/lactagoge (pasca persalinan), penambah nafsu makan, stamina, dan gairah hidup, mengatasi lemah syahwat dan/ ejakulasi dini, dan lain-lain . Pengkonsunsian habbatus sauda` (bentuk kapsul)-nya tersebut adalah dengan dosis pemberian 40-80mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut), setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan madu cair dengan dosis 3 kali 1,5-1 sendok teh setelah makan.

Dari studi-studi ilmiah yang tersebut di atas dapat ditunjukkan bahwa ekstrak minyak Habbatus sauda` memiliki khasiat terhadap sebagian besar penyakit yang dapat menyerang tubuh manusia, di antara khasiat-khasiatnya adalah sebagai pencegah penurunan Hb. (haemoglobine), dan jumlah lekosit, dan pencegah kerusakan-kerusakan pada hati, darah dan ginjal (akibat pemberian obat-obatan kanker), sebagai pengobatan penyakit sindrom fanconi (yang timbul akibat pemberian obat kanker), sebagai anti oksidan, dapat menyembuhkan penyakit sirosis hepatis, sebagai anti hipertensi (sebanding dengan diuretik dan Ca-blocker), sebagai anti diabetes mellitus, sebagai anti kolesterol (penyakit dislipidemia), sebagai anti kanker (payudara, usus besar, paru-paru, hati, dan prostat), sebagai anti tumor, sebagai anti kanker darah (lekemia), dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sebagai anti histamin, sebagai anti inflamasi/peradangan, sebagai anti biotik (baik untuk bakteri-bakteri gram positif maupun gram negatif), sebagai anti virus, sebagai anti jamur, sebagai anti kecacingan, dapat menghambat aktivitas infeksi HIV (virus AIDs), sebagai anti flu, sebagai anti rhinitis (pilek dan hidung tersumbat), sebagai anti nyeri, sebagai anti infeksi saluran kemih, sebagai anti peradangan di rongga pelvis/panggul, sebagai pengobatan neuroimunune apendicitis, sebagai pengobatan Crohn’s disease [inflamatory bowel syndrome], dan kanker usus besar), sebagai pengobatan cerebral facial palsy, sebagai anti depresi, sebagai anti panik, sebagai anti rematik, sebagai anti osteoporosis, sebagai anti asma, sebagai anti bronkitis, sebagai anti bisa hewan (ular, kalajengking, laba-laba, kucing, anjing, kelinci, dan monyet), sebagai anti stroke, sebagai anti kejang, sebagai anti epilepsi, sebagai anti sakit magh, sebagai obat pencahar, dapat mempercepat proses pembekuan darah, sebagai suplemen tubuh, dan lain-lain.
























E. KETENTUAN PENGGUNAAN HABBATUS SAUDA’
Dosis penggunaan ekstrak Habbatus sauda’ untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan terhadap penyakit tubuh adalah 40 – 80 mg/kg berat badan perhari (untuk sediaan bubuk) atau 2-3 x ½ sampai 1 sendok teh (+ 2,5 – 5 ml) per hari (untuk sediaan cair) untuk mengobati penyakit-penyakit berderajat ringan, sementara untuk penyakit berderajat sedang diberikan dengan dosis 100-200mg/kg berat badan atau 3-4 x ½ sampai 1 sendok teh perharinya, dan untuk penyakit berderajat berat diberikan dengan dosis 200-300mg/kg berat badan atau 4-5 x ½ sampai 1 sendok teh perharinya (semua dosisnya dibagi dalam 3 kali pemberian), serta habbatus sauda` dapat diberikan sebelum maupun sesudah makan, namun anjuran penulis sebaiknya diberikan sesudah makan karena terkadang aroma habbatus sauda` yang sudah tertelan akan sangat terasa dan untuk orang-orang tertentu dapat menimbulkan rasa mual/muntah (Habbatus sauda` juga dapat/sangat efektif bila dikombinasikan dengan pemberian minyak zaitun dan madu cair dengan dosis pemberian 3 kali 1,5-1 sendok teh sesudah makan, dengan tenggang waktu pengkonsumsian obatnya adalah 1 jam dari masing-masing ke tiga obat tersebut, dan jangan sekali-kali mencampurnya dalam satu wadah/kapsul dan satu waktu pengkonsumsian) sementara untuk penggunaan topikal, terutama untuk kelainan-kelainan kulit, dosis pemberiannya dapat diberikan 3 x 2-3 olesan tipis perhari, pada kulit yang mengalami kelainan/penyakit, dan penyakit-penyakit mata dan telinga, dapat diberikan dengan dosis pemberian 4-5 x 2-3 tetes perhari. Pada anak-anak, penggunaan ekstrak Habbatus sauda’ dapat diberikan pada usia di atas 3 tahun, sedangkan penggunaannya untuk usia di bawah 3 tahun belum dapat direkomendasikan karena belum ada studi-studi yang dapat dijadikan dasar penggunaannya secara ilmiah. Penggunaan ekstrak Habbatus sauda’ dapat juga diberikan pada ibu-ibu yang sedang hamil. Penggunaan ekstrak Habbatus sauda’ juga akan lebih baik berdasarkan anjuran yang telah ditentukan dan selalu dipantau efektivitas dan keamanannya selama mengkonsumsi ekstrak tersebut kepada dokter yang menanganinya.



























F. ASPEK KEAMANAN HABBATUS SAUDA’
a. Toksisitas akut.
Salah satu studi pra-klinis (yang dilakukan pada hewan uji tikus dengan berat 150-200 gram) mutakhir (pada tahun 1996) yang dilakukan oleh Tissera, MHA., et al., melaporkan bahwa pemberian ekstrak Nigella sativa dengan dosis pemberian 1,07 ml/kg, dosis tunggal, secara per oral, tidak menimbulkan tanda-tanda atau gejala-gejala yang menunjukkan terjadinya keracunan tubuh secara akut (pada 2, 6, dan 24 jam pertama setelah pemberian Nigella sativa), baik adanya tanda-tanda/gejala-gejala berupa perubahan-perubahan perilaku dan/ aktivitas fisiologis tubuh lainnya, maupun perubahan-perubahan nilai variabel-variabel pemeriksaan laboratorium darahnya.

b. Toksisitas sub-akut.
Lanjutan studi di atas, menggunakan desain penelitian yang sama, dengan hewan uji tikus yang memiliki berat 120-150 gram, yang masa studinya dilakukan selama 6-8 minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada laporan kematian yang terjadi dan tanda-tanda atau gejala-gejala yang menunjukkan terjadinya keracunan tubuh, baik adanya tanda-tanda/gejala-gejala berupa perubahan-perubahan perilaku dan/ aktivitas fisiologis tubuh lainnya, maupun perubahan-perubahan nilai variabel-variabel pemeriksaan laboratorium darahnya, setelah pemberian Nigella sativa selama masa studi berlangsung.

c. Observasi terhadap hasil pemeriksaan laboratorium darah.
Tidak ditemukan terjadinya perubahan-perubahan nilai dari variabel-variabel pemeriksaan laboratorium darah (seperti: SGOT [serum glutamate oxaloacetate transaminase – zat yang dihasilkan hati dan jantung], SGPT [serum glutamate pyruvate transaminase – zat yang dihasilkan jantung dan hati], RBC [red blood cells-eritrosit], WBC [white blood cells-lekosit], dan serum kholesterol) secara bermakna (baik terhadap nilai-nilai baseline pada variabel-variabelnya maupun terhadap nilai pembandingnya), dan dapat menimbulkan suatu adverse event yang beresiko dan membutuhkan penanganan segera, setelah pemberian Nigella sativa selama masa studi berlangsung.
Tidak ditemukan dari seluruh studi yang telah dilakukan, adanya angka kematian dan kejadian serious adverse events (efek samping obat yang serius terhadap tubuh) bagi para pengguna Habbatus sauda` selama menjalani pengobatan penyakit tubuhnya. Tidak ditemukan juga dari seluruh studi tersebut, adanya laporan kejadian-kejadian adiksi (ketergantungan pemakaian zat/obat), interaksi antar penggunaan obat (baik obat-obatan herbal maupun kimiawi sintetik/konvensional lainnya), timbulnya kelainan cacat bawaan (komplikasi teratogenik), dan timbulnya keganasan (komplikasi karsinogenik) pada tubuh, bagi para pengguna Habatus sauda` selama menjalani pengobatan penyakit tubuhnya.
Hasil terakhir dari studi pra-klinis ini menunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa tidak menimbulkan efek toksik (baik secara akut maupun sub-akut) pada tubuh, dan memiliki LD50 (lethal doses - dosis yang dapat menimbulkan kematian) sebesar 22,4 ml/kg berat badan (jika dianggap 1 liter air ~ 1 kg air, maka LD50-nya adalah sekitar 22400mg/kg berat badan atau mengkonsumsi habbatus sauda` dalam sekali minum minimal sebanyak 38 kapsul @ 600mg.). Studi pra-klinis ini juga menunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa akan aman digunakan untuk pengobatan pada manusia.



BAB IV
KESIMPULAN


1. Alloh  menciptakan seluruh makhlukNya terdiri dari ruh dan jasad (badan), dan manusia sebagai salah satu makhluk Alloh yang paling sempurna, akan selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan kehidupannya di dunia, yang semata-mata ditujukan untuk menyembah-Nya.
2. Semua hukum-hukum syaria’at dan beban-beban ibadah yang bisa memelihara ruh dan badan manusia dijadikan Alloh  sebagai pengantar manusia kepada kebahagiaan kehidupannya di dunia dan akhirat.
3. Nikmat sehat yang diberikan oleh Alloh  kepada manusia wajib dijaga dengan sebaik-baiknya, karena dengan kesehatan tubuh yang diberikan-Nya, manusia dituntut untuk senantiasa beribadah kepada-Nya, menjalankan semua perintah dan menjauhkan semua larangan-Nya, sesuai dengan batas kemampuan yang dimilikinya.
4. Ajaran Islam telah mengarahkan jalan yang tepat dalam memelihara kesehatan tubuh manusia, yaitu dengan diwajibkannya pada manusia untuk selalu memperhatikan semua fitrah yang telah dianugerahkan Alloh  kepadanya dan hak-hak yang ada pada anggota-anggota tubuhnya secara menyeluruh, agar manusia dapat memelihara kesehatan tubuh dan mempertahankan kehidupannya.
5. Faktanya adalah manusia sering kali banyak membuat penyimpangan dari nilai-nilai fitrahnya yang suci tersebut, yang terutama disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam diri manusianya sendiri dan pengaruh lingkungan, baik lingkungan alam nyata maupun alam gaib, sehingga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan tubuhnya.
6. Ayat-ayat Al-Qur’an dan Sunnah Nabi  telah membimbing dan menunjukkan semua hal mengenai penyakit yang diciptakan Alloh  (beserta kaidah-kaidah pengobatannya), yang dapat terjadi pada tubuh manusia.
7. Beberapa kaidah dalam menjalani pengobatan yang wajib diperhatikan oleh setiap muslim saat berusaha mengobati penyakit yang dideritanya adalah “Bahwa obat dan dokter hanya merupakan sarana kesembuhan terhadap suatu penyakit”, “Dalam berusaha mencari obat/pengobatan, tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang syirik dan diharamkan oleh syari’at-syari’at Islam (baik yang berhubungan dengan teknik pengobatan maupun obat-obatannya)”, dan “Pengobatan yang diusahakan harus dengan teknik yang telah ditunjukkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad ”.
8. Tazkiyatun nufus (pensucian jiwa) adalah inti dari pengobatan penyakit-penyakit hati pada manusia. Tidak ada sarana-sarana khusus bagi pensucian jiwa selain syi’ar-syi’ar Islam sendiri secara keseluruhan, yang secara umum meliputi thoharoh (pembersihan diri), sholat, zakat, puasa, dan haji.
9. Kaidah-kaidah menjaga kesehatan tubuh manusia yang dijelaskan oleh Al-Qur’an dan Al-Hadits (Thibbun Nabawiy ) sangat menekankan pada aspek preventif (pencegahan) terhadap suatu penyakit yang meliputi: menjaga kesehatan dan kondisi tubuh agar selalu optimal, menjaga (diri) dari hal-hal yang membahayakan tubuh, serta membuang dan menghindari zat-zat yang dapat merusak tubuh, namun demikian kaidah ini juga dilengkapi dengan pengobatan-pengobatan yang diberikan pada manusia yang telah menderita suatu penyakit di tubuhnya.
10. Beberapa zat-zat obat-obatan dan cara pengobatan yang telah direkomendasikan penggunaannya oleh Nabi Muhammad  (At-Thibb an-Nabawiy ) untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang menyerang tubuh manusia, adalah pengobatan dengan menggunakan beberapa teknik dan obat-obatan (jenis herbal), di antaranya: berdo’a dengan ayat-ayat dari Al-Qur’an, berbekam, pengobatan dengan menggunakan Habbatus sauda` (syuniz), madu, cendana India/kapu akar bahari (Qusth al-Bahri [keluarga jahe-jahean]), pacar (khidhab), air zam-zam, kurma Nabi  (kurma ajwah), minyak zaitun, air, dan lain-lain.
11. Beberapa studi pra-klinis maupun klinis mutakhir, yang sedang berkembang dan dilakukan di banyak negara di dunia, secara ilmiyah telah menunjukkan kebenaran dari hadits Nabi Muhammad :

Sesungguhnya di dalam Habbatus sauda` terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit, kecuali kematian.
12. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dievaluasi selalu mengenai penggunaan setiap obat-obatan dari jenis herbal yaitu umumnya obat-obatan herbal tidak bebas dari efek-efek samping pada tubuh, kemungkinan bisa tercemar zat-zat sintetik (zat kimia buatan) yang berbahaya dan mengandung bahan-bahan tanaman yang beracun (toksik), dapat berinteraksi dengan obat-obatan modern, dan hati-hati dalam menggunakannya pada pasien yang sedang hamil, menyusui, dan anak-anak.
13. Data dari studi-studi mutakhir penggunaan Habbatus sauda` sebagai pengobatan menunjukkan bahwa ekstrak Habbatus sauda` tidak menimbulkan efek toksik pada tubuh si penggunanya, dan memiliki angka lethal doses sebesar 22,4 ml/kg., yang menunjukkan bahwa ekstrak Habbatus sauda` akan aman digunakan untuk pengobatan, Insya Alloh, Wallohu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar